Kamis, 08 Desember 2016

PERUBAHAN SOSIAL DAN SISTEM PENGENDALIAN SOSIAL



BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang 
 Manusia dan masyrakat selama hidup pasti mengalami perubahan-perubahan,ada peruabahan yang menarik adapula perubahan yang tidak menarik (Kurang mencolok). Ada perubahan-peruahan yang terbatas maupun yang luas, adapula yang datangnya cepat sekali. Perubahan-perubahan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial,norma-norma sosial,  susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial dan lain-lain.
Perubahan-perubahan  yang terjadi pada masyarakat dewasa ini merupakan gejala normal.Dalam tempo cepat pengaruhnya biasa menjalar keagian-bagian dunia yang lain melalui komunikasi modern.Dengan cepat pula masyarakat lain yang berada jauh dari tempat tersebut dapat mengetahui sejumlah penemuan baru di bidang tehknologi, begitupun penerapannya
B.  Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan beberapa masalah yang menjadi acuan pembahasan dalam makalah ini , yaitu:
1.     Apakah yang dimaksud dengan perubahan soisal?
2.    Apa saja bentuk-bentuk perubahan sosial?
3.    Apa saja faktor yang menyebabkan peruban sosial?
4.    Apa saja faktor-faktor yang menghambat terjadinya perubahan sosial?

                                      
BAB II
PEMBAHASAN
A.  Definisi Perubahan Sosial
Beberapa defenisi perubahan sosial menurut para ahli yaitu sebagai berikut:
1.     Bruce J.Cohen, mengemukakan bahwa perubahan sosial adalah perubahan struktur sosial dan perubahan pada organisasi sosial. Mis, perubahan dalam suatu segi kehidupan soial karena terjadi perubahan dalam struktur sosial dan organisasi sosial. Yang merupakan syarat utama dalam perubahan itu  adalah system sosial dalam pergaulan hidup yang menyangkut nilai-nilai sosial budaya dan budaya masyarakat.
2.    Kingsley Davis, menerjemahkan bahwa perubahan sosial merupkan bagian dari perubaha kebudayaan. Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua baginya:kesenian, ilmu pengetahuan, tehknologi, filsafat bahkan perubahan dalam bentuk serta aturan-aturan dalam organisasi sosial. Misalnya, perubahan logat Aria setelah terpisa dari induknya. Akan tetapi perubaha tersebur tidak mempengaruhi organisasi sosial masyarakatnya. Perubahan-peruban tersebut lebih merupakan perubahan keudayaan ketimban perubahan sosial.
3.    Soedjono Dirdjosiswono, merumuskan perubahan sosial sebagai perubahan fundamental yang terjadi dalam struktur sosial, sistem sosial dan organisai sosial.
4.    Gillin, mengatakan bahwa perubahan-perubahan sosial adalah variasi dari cara-cara hidup yang diterima, yang disebabkan karena kondisi geografis, kebudayaan materil, komposisi penduduk,ideology bahkan adanya difusi atau penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.
Berdasarkan beberapa defenisi diatas, dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi di dalam struktur sosial, system sosial dan organisasi sosial yang disebabkan oleh adanya perubahan kondisi geografis, kebudayaan materil, komposisi penduduk,ideology serta adanya penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.
B.  Bentuk-Bentuk perubahan sosial
Perubahan-Perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakt dapat dibedakan atas beberapa sudut pandang. Pertama dari sudut pandang waktu berlansungnya, kedua dari sudut ruang lingkupnya, dan  yang terakhir dari sudut pandang kehendak agen purubahan.
1.     Berdasarkan  proses berlangsungnya
Berdasarkn cepat lambatnya, perubahan sosial dibedakan  menjadi dua bentuk umum yaitu  perubahan yang berlangsun cepat dan perubahan yang berlansung lambat. Kedua bentuk perubahan tersebut dalam sosiologi dikenal dengan revolusi dan evolusi.
a.    Perubahan revolusi
Revolusi adalah perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung secara cepat dan menyangkut dasar atau pokok-pokok kehidupan masyarakat. Di dalam revolusi, perubahan yang terjadi dapat direncanakan atau tanpa direncanakan terlebih dahulu dan dapat dijalankan tanpa kekerasan atau melalui kekerasan. Ukuran kecepatan suatu perubahan sebenarnya relatif karena revolusi pun dapat memakan waktu lama. Misalnya revolusi industri di Inggris yang memakan waktu puluhan tahun, namun dianggap 'cepat' karena mampu mengubah sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat —seperti sistem kekeluargaan dan hubungan antara buruh dan majikan yang telah berlangsung selama ratusan tahun. Revolusi menghendaki suatu upaya untuk merobohkan, menjebol, dan membangun dari sistem lama kepada suatu sistem yang sama sekali baru. Revolusi senantiasa berkaitan dengan dialektika, logika, romantika, menjebol dan membangun.
Dialektika revolusi mengatakan bahwa revolusi merupakan suatu usaha menuju perubahan menuju kemaslahatan rakyat yang ditunjang oleh beragam faktor, tak hanya figur pemimpin, namun juga segenap elemen perjuangan beserta sarananya. Logika revolusi merupakan bagaimana revolusi dapat dilaksanakan berdasarkan suatu perhitungan mapan, bahwa revolusi tidak bisa dipercepat atau diperlambat, ia akan datang pada waktunya. Kader-kader revolusi harus dibangun sedemikian rupa dengan kesadaran kelas dan kondisi nyata di sekelilingnya. Romantika revolusi merupakan nilai-nilai dari revolusi, beserta kenangan dan kebesarannya, di mana ia dibangun. Romantika ini menyangkut pemahaman historis dan bagaimana ia disandingkan dengan pencapaian terbesar revolusi, yaitu kemaslahatan rakyat. Telah banyak tugu peringatan dan museum yang melukiskan keperkasaan dan kemasyuran ravolusi di banyak negara yang telah menjalankan revolusi seperti yang terdapat di Vietnam, Rusia, China, Indonesia, dan banyak negara lainnya. Menjebol dan membangun merupakan bagian integral yang menjadi bukti fisik revolusi. Tatanan lama yang busuk dan menyesatkan serta menyengsarakan rakyat, diubah menjadi tatanan yang besar peranannya untuk rakyat, seperti di Bolivia, setelah Hugo Chavez menjadi presiden ia segera merombak tatanan agraria, di mana tanah untuk rakyat sungguh diutamakan yang menyingkirkan dominasi para tuan tanah di banyak daerah di negeri itu
b.    Perubahan evolusi
Evolusi pada dasarnya berarti proses perubahan dalam jangka waktu tertentu. Dalam konteks biologi modern, evolusi berarti perubahan sifat-sifat yang diwariskan dalam suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Sifat-sifat yang menjadi dasar dari evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan pada keturunan suatu makhluk hidup. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen oleh mutasi, transfer gen antar populasi, seperti dalam migrasi, atau antar spesies seperti yang terjadi pada bakteria, serta kombinasi gen mealui reproduksi seksual. Meskipun teori evolusi selalu diasosiasikan dengan Charles Darwin, namun sebenarnya biologi evolusi telah berakar sejak jaman Aristoteles. Namun demikian, Darwin adalah ilmuwan pertama yang mencetuskan teori evolusi yang telah banyak terbukti mapan menghadapi pengujian ilmiah. Sampai saat ini, teori Darwin tentang evolusi yang terjadi karena seleksi alam dianggap oleh mayoritas masyarakat sains sebagai teori terbaik dalam menjelaskan peristiwa evolusi.
2.    Berdasarkan ruang lingkupnya
Berdasarkan  ruang lingkupnya, perubahan sosial dibagi menjadi dua, yaitu perubahan sosial yang berpengaruh besar dan perubahan sosial yang berpengaruh kecil.
a.    Perubahan berpengaruh besar 
Suatu perubahan dikatakan berpengaruh besar jika perubahan tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan pada struktur kemasyarakatan, hubungan kerja, system mata pencaharian, dan stratifikasi masyarakat.Sebagaimana tampak pada perubahan masyarakat agraris menjadi industrialisasi.
b.    Perubahan berpengaruh kecil
 Perubahan-perubahan berpengaruh kecil merupakan perubahan perubahan yang terjadi pada struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat.

C.  Faktor-faktor yang Menyebabkan Perubahan Sosial
1.     Faktor Intern
 Ada beberapa faktor yang bersumber dalam masyarakat itu sendiri yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial, yaitu:
a.    Perubahan penduduk
Ada beberapa faktor yang bersumber dalam masyarakat itu sendiri yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial, yaitu perubahan penduduk, penemuan-penemuan baru, konflik dalam masyarakat, dan pemberontakan.
b.    Penemuan-penemuan baru
Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan manusia akan barang dan jasa semakin bertambah kompleks. Oleh karena itu berbagai penemuan baru diciptakan oleh manusia untuk membantu atau memudahkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya. Penemuan baru yang menyebabkan perubahan pada masyarakat meliputi proses discovery, invention, dan inovasi.
1)    Discovery , yaitu suatu penemuan unsur kebudayaan baru oleh individu atau kelompok dalam suatu masyarakat. Unsur baru itu dapat berupa alat-alat baru ataupun ideide baru.
2)   Invention, yaitu bentuk pengembangan dari suatu discovery, sehingga penemuan baru itu mendapatkan bentuk yang dapat diterapkan atau difungsikan. Discovery baru menjadi invention apabila masyarakat sudah mengakui, menerima, serta menerapkan penemuan baru ini dalam kehidupan nyata di masyarakat.
3)   Inovasi atau proses pembaruan, yaitu proses panjang yang meliputi suatu penemuan unsur baru serta jalannya unsur baru dari diterima, dipelajari, dan akhirnya dipakai oleh sebagian besar warga masyarakat.
c.    Konflik dalam Masyarakat
Suatu konflik yang kemudian disadari dapat memecahkan ikatan sosial biasanya akan diikuti dengan proses akomodasi yang justru akan menguatkan ikatan sosial tersebut. Apabila demikian, maka biasanya terbentuk keadaan yang berbeda dengan keadaan sebelum terjadi konflik. Contohnya konflik antarteman di sekolah. Konflik dapat merubah kepribadian orang-orang yang terlibat di dalamnya, misalnya jadi murung, pendiam, tidak mau bergaul, dan lain-lain. Namun apabila orang-orang yang terlibat konflik sadar akan hal itu, maka mereka akan berusaha untuk memperbaiki keadaan itu agar lebih baik dari sebelumnya.
d.    Pemberontakan atau Revolusi
2.    Faktor Ekstern
a.    Perubahan alam
Bagi manusia, alam mempunyai makna yang sangat penting bagi kehidupannya. Misalnya alam mempunyai nilai estetika yang mendorong manusia untuk cinta pada alam, alam sebagai sumber penyediaan bahan-bahan makanan dan pakaian, serta alam menjadi sumber kesehatan, keindahan, dan hiburan atau rekreasi.
Mengingat pentingnya alam bagi kehidupan manusia, maka sudah seharusnyalah kita menjalin keserasian hubungan dengan alam yang ada di sekitar kita agar tetap terjaga kelestariannya. Namun apa yang terjadi? Tidak jarang tindakan manusia justru mengakibatkan munculnya kerusakan alam. Misalnya tindakan manusia menebang hutan secara liar. Tindakan tersebut dapat menimbulkan banjir dan tanah longsor pada musim penghujan karena terjadinya pengikisan tanah oleh air hujan (erosi). Akibatnya banyak masyarakat yang kehilangan tempat tinggal, keluarga, dan sarana umum lainnya.
b.    Peperangan atau pemberontakan
Peperangan yang terjadi antara negara yang satu dengan negara yang lain dapat menyebabkan terjadinya perubahan yang sangat mendasar, baik seluruh wujud budaya (sistem budaya, sistem sosial, dan unsur-unsur budaya fisik) maupun seluruh unsur budaya (sistem pengetahuan, teknologi, ekonomi, bahasa, kesenian, sistem religi, dan kemasyarakatan). Perubahan-perubahan itu umumnya terjadi pada negara yang kalah perang karena biasanya negara yang menang cenderung untuk memaksakan nilai-nilai, budaya, cara-cara, dan lembaga kemasyarakatannya kepada negara tersebut
c.    Pengaruh budayah masyarakat lain melalui difusi(penyebaran kebudayaan), akulturasi ( pembauran antar budaya yang masih terlihat masing-masing sifat khasnya), asimilasi (pembauran antar budaya yang menghasilkan budaya yang sama sekali baru batas budaya lama tidak tampak lagi)
D.  Faktor-Faktor penghambat perubahan sosial
Dalam dinamika masyarakat, selain terdapat faktor-faktor yang dapat mendorong bagi berlangsungnya proses perubahan sosial, juga terdapat faktor-faktor yang dapat menghalangi atau menghambatnya. Adapun faktor-faktor yang diperkirakan dapat menghambat atau menghalangi bagi terjadinya proses perubahan sosial tersebut antara lain:
1.     Kurangnya hubungan terhadap masyarakat lain; suku-suku bangsa yang masih di pedalaman
2.    Pendidikan yang terbelakang
3.    Masyarakat yang bersikap tradisional; mempertahankan tradisi, penguasa yang konservatif
4.    Adanya kepentingan yang tertanam dengan kuat sekali pada sekelompok orang (Vested Interest) kelompok yang sudah mapan biasanya tidak menghendaki
5.    Terjadi perubahan karena takut posisinya terancam, takut hidup susah
6.    Ketakutan akan terjadi disintegrasi
7.    Prasangka buruk terhadap unsure budaya asing
8.    Hambatan ideologis adanya anggapan bahwa suatu perubahan bertentangan dengan suatu ajaran agama tertentu dll.

BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
              Berdasarkan uraian isi makalah kami diatas, maka kami dapat memetik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1.     Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi di dalam struktur sosial, sistem sosial dan organisasi sosial yang disebabkan oleh adanya perubahan kondisi geografis, kebudayaan materil, komposisi penduduk,ideology serta adanya penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.
2.    Bentuk-bentuk perubahan sosial ada dua, yaitu:
a.    Berdasarkan  proses berlangsungnya ada dua yaitu perubahan revolusi dan evolusi
b.    Berdasarkan ruang lingkupnya ada dua, yaitu perubahan berpengaruh besar dan berpengaruh kecil
3.    Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial yaitu:
a.    Faktor Intern, diantaranya: perubahan penduduk, penemuan-penemuan baru, konflik dalam masyarakat, pemberontakan atau revolusi.
b.    Faktor Ekstern, diantaranya: perubahan alam, peperangan atau pemberontakan, pengaruh budaya masyarakat lain.
B.  Saran
                   Dengan adanya materi sosiologi ini, kami berharap akan semakin menambah wawasan kita tentang perubahan-perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat sehingga kita dapat melakukan pengendalian terhadap-perubahan-perubahan tersebut.

Daftar pustak
     Abd. Rasyid Masri, S.Ag M.Pd. M.Si. Sosiologi. Alauddin Press,2009
Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1990
Tri Wibowo dan Budi Santoso, Teori Sosiologi Modern, Perdana Media Grup,Jakarta: 2004
Doyle Paul Jhoson, Roert M. L. Lawang (ed), Teori Sosiologi Klasik dan Modern, Jilid I dan Jilid II. Jakarta: 2007
 Ilyas Ba-Tunus, farid Ahmad, Sosiologi Islam dan Masyarakat Kontemporer, Bandung: Mizan, 2000

Tidak ada komentar:

Posting Komentar