Kamis, 08 Desember 2016

ALIRAN-ALIRAN PSIKOLOGI



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Setelah psikologi berdiri sendiri, lambat laun para ahli psikologi memgembangkan sistematika dan metode-metodenya sendiri yang berbeda satu sama lain. Dengan demikian, timbul apa yang disebut aliran-aliran dalam psikologi.Psikologi diakui sebagai ilmu mandiri pada akhir abad ke-19. Selama dua abad sebelumnya, berbagai model dikembangkan mengenai apa yang semestinya menjadi subjek studi psikologi dan bagaimana studi tersebut dilakukan. Secara spesifik , selama abad ke-17 dan ke-18, berbagai model psikologi saling bersaing untuk mendominasi yang lain.
Sejak dahulu aliran-aliran itu sangat penting artinya untuk membina semangat para ahli dalam berkompetisi mendapatkan penemuan-penemuan baru dan saling memberikan kritik dan koreksi terhadap aliran-aliran lainnya.Aliran-aliran itu mengajukan teorinya masing-masing dan banyak diantaranya menjadi dasar dari teori-teori psikologi modern masa kini. Beberapa aliran yang terkemuka dengan teorinya masing-masing akan dikemukakan didalam makalah ini.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan beberapa masalah yang menjadi acuan pembahasan dalam makalah ini , yaitu:
1.      Apa yang dimaksud dengan aliran Psikoanalisis ?
2.      Apa yang dimaksud dengan aliran Behaviorisme ?
3.      Apa yang dimaksud dengan aliran Humanistik ?
4.      Apa yang dimaksud dengan aliran Kognitif ?
5.      Bagaimana Pandangan Islam Terhadap Psikologi dan Aliran-Alirannya?

BAB II
PEMBAHASAN
Dengan banyaknya pemikiran dan penelitian tentang kejiwaan oleh para ahli.Dan  memunculkan pandangan yang berbeda dari hasil penelitiannya. Sehingga lahirlah aliran-aliran psikologi dari para ahli . Dengan demikian ada 4 aliran-aliran psikologi yang terkenal yaitu :
A.    AliranPsikoanalisis
Aliran psikoanalisis adalah sebuah aliran dalam psikologi yang manusia sebagai makhluk yang digerakkan oleh-oleh keinginan-keingnan terpendam (homo valens). Aliran ini didirikan atau dikemukakan oleh Sigmund Freud pada tahun 1900.Yaitu orang yang pertama berusaha merumuskan psikologi manusia. Freud memfokuskan pada totalitas  kepribadian manusia. Aliran psikoanalisis tentang manusia ini sangat kompleks tetapi secara garis besar ada tiga ke-satuan kompleks yang memilki hubungan timbal balik.
Yang pertama adalah Id (das es), merupakan suatu wadah yang berisi dorongan-dorongan bawaan yang bersifat primitif dan dorongan-dorongan biologis manusia (instink).Id bergerak pada bidang kesenangan dan kepuasan. Kedua adalah ego (das ich), yang menampilkan akal budi dan pikiran, selalu siap menyesuaikan diri dan mampu mengendalikan dorongan-dorongan  dan menampilkan prinsip realitis (nyata). Ketiga super ego, mempunyai fungsi untuk mengontrol id agar tidak begitu saja merealisasikan perbuatannya atau pemuasannya.Atau bisa dikatakan super ego adalah hati nurani manusia.
Menurut Freud dalam kehidupan sehari-hari baik orang yang normal maupun orang yang neurotic keadaan tidak sadar (unconscious ideas) bergelut untuk mengekspresikan dan dapat memotifasi pemikiran ataupun perilaku.[1]
Cirri-ciri aliran psikoanalisis:
1.      Proses kejiwaan meliputi proses kesadaran dan proses ketidaksadaran.
2.      Menganut prinsip “psychic determinism” yang berarti bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam pikiran seseorang, tidaklah terjadi secara kebetulan, melainkan karena peristiwa kejiwaan yang mendahuluinya. Peristiwa kejiwaan yang satu berkaitan dengan peristiwa lainnya, dan menimbulkan hubungan sebab-akibat.
3.      Proses-proses mental yang tidak disadari berfungsi lebih banyak dan lebih penting dalam kondisi mental baik normal maupun abnormal.[2]

B.     Aliran Behaviorisme
Behaviorisme merupakan salah satu aliran psikologi yang memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek - aspek mental. Dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu.[3]
Aliran ini mengemukakan bahwa onbyek psikologi hanyalah perilaku yang kelihatan nyata dan menolak pendapat sarjana psikologi lain yang mempelejari tingkah laku yang tidak nampak dari luar. Peletak dasar aliran ini ialah Petrovich Pavlov (1849-1936) dan William McDougall (1871-1938).

Pavlov adalah seorang sarjana ilmu faal yang fanatik dan sangat anti terhadap psikologi yang dianggap kurang ilmiah.Ia mempunyai peran penting dalam psikologi behaviourisme karena studinya mengenai refleks didasari aliran ini. Ia terkenal dengan eksperimen mengenai refleks bersyarat atau refleks terkondisi yang segala aktivitas kejiwaan pada hakikatnya tidak lain daripada rangkaian refleks. W. Mc Dougall peletak dasar lainnya pada lairan behaviourisme, terkenal dengan teori instinknya.Menurutnya, instink adalah kecenderungan bertingkah laku tertentu dalam situasi tertentu sebagai hasil pembawaan sejak lahir dan tidak dipelajari sebelumnya. Semua tingkah laku manusia dapat dikembalikan pada instink yang mendasarinya, misalnya: emosi takut dasarnya adalah instink melarikan diri;emosi heran dasarnya adalah instink ingin tahu, dan emosi kasih sayang dasarnya adalah instink orang tua (parental instinct). Pendiri behaviourisme ialah John Broades Wasto (1878-1958), yang berpendapat bahwa psikologi harus menjadi ilmu yang objektif dalam arti harus dipelajari sebagaimana mempelajari ilmu pasti atau ilmi alam. Oleh karena itu, ia tidak mengakui adanya kesadaran yang dapat diteliti melalui metode introspeksi yang dianggap tidak objektif dan tidak ilmiah.
C.    Aliran Humanistik
Teori jenis ketiga adalah teori humanistic.Humanism adalah aliran kemanusiaan, humanism adalah suatu pendekatan psikologis, dimana ditonjolkan masalah-masalah, kepentingan-kepentingan manusiawi, nilai-nilai dan martabat manusiawi.[4]
Adapun orientasinya psikologi humanistic tertuju pada masalah bagaimana tiap tiap individu dipengaruhi dan di bimbing oleh maksud-maksud pribadi yang mereka hubungkan kepada pengalaman-pengalaman mereka sendiri.Menurut para pendidik aliran humanistic penyusunan dan penyajian materi pelajaran harus sesuai dengan perasaan dan perhatian siswa.
Psikologi humanistik melengkapi aspek-aspek dasar dari aliran psikoanalisis dan behaviorisme dengan memasukan aspek positif yang menentukan seperti cinta , kreativitas , nilai makna dan pertumbuhan pribadi. Psikologi Humanistik banyak mengambil penganut Psikoanalisis Neofreudian. Asumsi dasar aliran ini yang membedakan dengan aliran lain adalah perhatian pada makna kehidupan bahwa manusia bukanlah sekedar pelakon tetapi pencari makna kehidupan
Selanjutnya konsep yang menjadikan teori aliran psikologi humanistik tiada duanya adalah konsep dari tokoh aliran ini yaitu Abraham Maslow yang menyatakan “studi tentang orang-orang yang mengaktualisasikan dirinya mutlak menjadi fondasi bagi sebuah ilmu psokologis yang lebih semesta( Frank Goble).
Ada empat cirri psikologi yang berorientasi humanistic, yaitu:
1.      Memusatkan perhatian pada person yang mengalami, dan karenanya berfokus pada pengalaman sebagai fenomena primer dalam mempelajari manusia.
2.      Menekankan pada kualitas-kualitas yang khas seperti kreatifitas, aktualisasi diri, sebagai lawan dari pemikiran tentang manusia yang mekanistis dan reduksionistis.
3.      Menyandarkan diri pada kebermaknaan dalam memilih masalah-masalah yang akan dipelajari dan prosedur-prosedur penelitian yang akan digunakan.
4.      Memberikan perhatian penuh dan meletakkan nilai yang tertinggi pada kemuliaan dan martabat manusia serta tertarik pada perkembangan potensi yang inheren pada setiap individu (Misiak dan Sexton, 1988). Selain Maslow sebagai tokoh dalam psikologi humanistic, juga Carl Rogers (1902-1987) yang terkenal dengan client-centered therapy.[5] 

D.    Aliran Kognitif
Psikologi kognitif merupakan salah satu cabang dari psikologi umum dan mencakup studi ilmiah tentang  gejala-gejala kehidupan mental sejauh berkaitan dengan cara manusia berpikir dalam memperoleh pengetahuan, mengolah kesan-kesan yang masuk melalui indra, pemecahan masalah, menggali ingatan pengetahuan dan prosedur kerja yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Kehidupan mental mencakup gejala kognitif, afektif, konatif sampai pada taraf tertentu, yaitu psikomatis yang tidak dapat dipisahkan secara tegas satu sama lain. Oleh karena itu, psikologi kognitif tidak hanya menggali dasar gejala khas kognitif, tetapi juga dari afektif (penafsiran dan pertimbangan yang menyertai reaksi perasaan), konatif (keputusan kehendak).[6]
Tokoh-tokohnya antara lain Kohler, Max wertheimer, Kurt Lewin, dan Bandura. Teori belajar mereka diciptakan berdasarkan percobaan-percobaan masing-masing yamng tidak sama, tetapi dasar belajar mereka sama, yaitu bahwa dalam belajar terdapat kemampuan mengukur lingkungan, sehingga lingkungan tidak otomatis mempengaruhi manusia.
Cirri-ciri aliran Kognitif adalah:
1.      Meningkatkan apa yang ada dalam diri manusia
2.      Meningkatkan keseluruhan dari pada bagian-bagian
3.      Meningkatkan peranan kognitif
4.      Meningkatkan kondisi waktu sekarang
5.      Mengutamakan keseimbangan dalam diri manusia
6.      Mengutamakan “insight” (pengertian).[7]

BAB III
PENUTUP
1.      Psikoanalisis
Fitur kunci psikoanalisis dapat diuraikan bahwa semua perilaku manusia berasal dari sumber tunggal yang memiliki beberapa sebutan, misal insting seks dan isting kematian, insting-insting tersebut merupakan energy bagi semua fenomena psikologi, kondisi kehidupan nyata harus mencapai kepuasan, mempelajari tentang tahapan  alam manusia.    
2.      Behaviorisme
Secara garis besar, Behaviorisme mempelajari tentang perbuatan manusia bukan dari perbuatannya, melainkan hanya mengamati tingkah laku berdasarkan pada kenyataan.segala perbuatan di kembalikan pada refleks.Behaviorisme secara keras menolak unsur-unsur kesadaran yang tidak nyata sebagai obyek studi dari psikologi, dan membatasi diri pada studi tentang perilaku yang nyata.
3.      Humanistik
Jadi, orientasi psikologi humanistic tertuju pada masalah bagaimana tiap tiap individu dipengaruhi dan di bimbing oleh maksud-maksud pribadi yang mereka hubungkan kepada pengalaman-pengalaman mereka sendiri.Menurut para pendidik aliran humanistic penyusunan dan penyajian materi pelajaran harus sesuai dengan perasaan dan perhatian siswa.
4.      Kognitif
Jadi psikologi kognitif adalah suatu aliran psikologi yg menjelaskan tetang kebaikan bentuk seperti pembandingan,penutupan,pembedaan berdasarkan figure dan sebuah upaya untuk menerapkan sebuah pendekatan .Dan teori kognitif menunjukan bagimanastruktur dari dari sebuah masalah disampaikan mempengaruhiseberapa mudah masalah itu d selsaikan,dan bahwa menstrukturulang masalah kadang-kadang memang perlu di lakukan.



[1] Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: Andi, 2004), Ed. IV., hlm. 76-77
[2]Mustaqim, Ilmu JIwa Pendidikan, Edisi Revisi, (Semarang: CV. Andalan Kita, 2010), hlm. 59
[3]Abu Ahmad dan M. Umar, Psikologi Umum, Edisi Revisi, (Semarang: CV. Andalan Kita, 1992), hlm. 27
[4] Kartini Kartono dan Dali Gulo, Kamus Psikologi, (Bandung:CV. Pionir Jaya,2000), hlm. 207
[5]Bimo Walgito Op, cit, h. 38
[6] Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,2008), Cet. 3, hlm. 62.
[7]Mustaqim, op.cit., hlm. 57

Tidak ada komentar:

Posting Komentar