BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah
Pada saat seluruh dunia Arab terkhusus Islam tenggelam
dalam arus kebodohan, kedangkalan, iman, jauh dari sinaran tauhid, dan keadilan
social, politik, ekonomi, budaya dan agama, masyarakat Arab sangat rapuh dan
sangat memprihatinkan, muncul seorang tokoh besar yang dikemudian hari akan
menjadi sosok yang memiliki pengaruh dan dikagumi yang membawa ajaran abru
seperti yang kita kenal hingga saat ini.
Beliau
adalah Rasulullah saw sebagai pembawa risalah Islam yang sampai saat ini masih
eksis dan mendarah daging di sebagian besar masyarakat dunia. Semenjak
munculnya ajaran yang dibawa Rasulullah saw.
Telah
banyak memberikan sumbangan kepada dunia Arab khususnya dan seluruh dunia pada
umumnya, baik semenjak zaman Rasulullah saw sendiri hingga zaman modern saat
ini. Dari sejak munculnya hingga saat ini banyak tokoh-tokoh dan ilmuan muslim
yang lahir dan memberikan pengaruh besar terhadap khazanah keilmuan dan
peradaban dunia, terlebih lagi ketika zaman keemasan Islam. Saat ini banyak hal
yang telah dapat dinikmati dan kita gunakan dari hasil pemikiran para
tokoh-tokoh muslim terdahulu, baik di bidang kesehatan, politik, social, budaya,
keilmuan dan lain sebagainya. Hasil pemikiran mereka tidak kalah dengan apa
yang dihasilkan oleh para pemikir-pemikir barat, bahkan banyak ilmuan-ilmuan
barat yang justru mengambil hasil fikiran para pemikir-pemikir muslim dan
dianggap menjadi hasil produk pemikiran mereka. Pada pembahasan selanjutnya,
penulis akan mencoba membahsa lebih lanjut tentang sumbangan besar Islam kepada
perkembangan sains dan peradaban dunia.
Ketika
peradaban Islam menjadi sangat kuat dan dominan pada abad pertengahan,
masyarakat Eropa cenderung meniru atau “berkiblat ke Islam”. Kini ketika
giliran kebudayaan Barat yang kuat dan dominan maka proses peniruan itu juga
terjadi. Terbuktu sejak kebangkitan Barat dan lemahnya keuasaan politik Islam,
para ilmuan Muslim belajar berbagai disiplin ilmu termasuk Islam ke Barat dalam
rangka meminjam. Hanya saja karena peradaban Islam dalam kondisi terhegemoni
maka kemampuan menfilter konsep-konsep dalam meikiran dan kebudayaan Barat juga
lemah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang dan pembatasan masalah tersebut, masalah-masalah yang dibahas dapat
dirumuskan sebagai berikut:
- Apakah pengertian islam, sejarah & Peradaban?
- Bagaimana hubungan antara islam, sejarah & peradaban?
- Bagaimana islam sebagai sejarah & peradaban?
C. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah:
1.
wawasan
dengan mengetahui segala sesuatu yang
berkaitan dengan proses
Islam sebagai Sejarah dan Peradaban, yang dapat didiskusikan untuk keutuhan makalahnya.
2.
Untuk
mengetahui kendala–kendala yang dihadapi mahasiswa dalam mata kuliah Sejarah
Peradaban Islam.
3.
Sebagai
kewajiban mahasiswa untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Islam, Sejarah &
Peradaban
Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga menjelaskan kata Islam, Sejarah &
Peradaban memiliki beberapa pengertian, yaitu: “Islam” adalah agama yang diajarkan oleh nabi Muhammad saw, berpedoman
pada kitab suci Alqur’an yang diturunkan kedunia melalui wahyu Allah Swt,
sedangkan kata “Sejarah” adalah
asal-usul (keturunan) silsilah, riwayat dan kejadian peristiwa yang benar-benar
terjadi pada masa lampau, dan “Peradaban”
adalah kemajuan (kecerdasan kebudayaan) lahir batin, hal yang menyangkut
sopan santun, budi, bahasa, dan kebudayaan pada suatu bangsa[1].
Sejarah Peradaban Islam, Kata Peradaban
seringkali diberi arti yang sama dengan kebudayaan. Tetapi dalam Bahasa Inggris
terdapat perbedaan pengertian antara kedua istilah tersebut. Istilah
Civilization untuk peradaban dan Culture untuk kebudayaan. Demikian pula dalam
Bahasa Arab dibedakan antara kata Tsaqafah (kebudayaan), kata Hadharah
(kemajuan), dan Tamaddun (peradaban).
Sejarah Peradaban Islam Menurut A.A.
Fyzee, peradaban (civilization) dapat diartikan dalam hubungannya dengan
kewarganegaraan karena berasal dari kata civies (Latin) atau civil (Inggris)
yang berarti seorang warganegara yang berkemajuan. Dalam hal ini peradaban
diartikan dalam dua cara:
*
Proses menjadi berkeadaban, dan
*
Suatu masyarakat manusia yang sudah berkembang atau maju.
Suatu peradaban ditunjukkan dalam
gejala-gejala lahir, misalnya. Memiliki kota-kota besar, masyarakat telah
memiliki keahlian di dalam industri (pertanian, pertambangan, pembangunan,
pengangkutan dsb), memiliki tertib politik dan kekuasaan, dan terdidik dalam
kesenian yang indah-indah.
Adapun kebudayaan diartikan bersifat
sosiologis di satu sisi dan antropologis di sisi lain. Istilah kebudayaan
(culture) pada dasarnya diartikan sebagai cara mengerjakan tanah, memelihara
tumbuh-tumbuhan, diartikan pula melatih jiwa dan raga manusia. Dalam latihan
ini memerlukan proses dan mengembangkan cipta, karsa, dan rasa manusia. Maka
culture adalah civilization dalam arti perkembangan jiwa.
Peradaban Islam memiliki tiga pengertian
yang berbeda. Pertama, kemajuan dan tingkat kecerdasan akal yang dihasilkan
dalam suatu periode kekuasaan Islam mulai dari periode Nabi Muhammad Saw.
sampai perkembangan kekuasaan sekarang; kedua, hasil-hasil yang dicapai oleh
umat Islam dalam lapangan kesusastraan, ilmu pengetahuan dan kesenian; ketiga,
kemajuan politik atau kekuasaan Islam yang berperan melindungi pandangan hidup
Islam terutama dalam hubungannya dengan ibadah-ibadah, penggunaan bahasa, dan
kebiasaan hidup kemasyarakatan.
Peradaban Islam adalah terjemahan dari
kata arab al-Hadharah al Islamiyyah. Kata arab ini sering juga diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia dengan kebudayaan islam. “Kebudayaan” dalam bahasa arab
adalah al-tsaqafah. Di Indonesia, sebagaimana juga di Arab dan Barat , masih
banyak orang yang mensinonimkan dua kata “kebudayaan” (Arab, al-tsaqafah;
Inggris, Culture) dan “Peradaban” (Arab, al-hadharah; inggris, civilization).
Dalam perkembangan ilmu antropologi sekarang, kedua istilah dibedakan.
Kebudayaan adalah bentuk ungkapan tentang semangat mendalam suatu masyarakat.
Sedangkan manifestasi-manifestasi kemajuan mekanis dan teknologis lebih
berkaitan dengan peradaban. Kalau kebudayaan lebih banyak direfleksikan dalam
seni, sastra, religi (agama) dan moral, maka peradaban terefleksi dalam
politik, ekonomi, dan teknologi[2].
Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan
paling tidak mempunyai tiga wujud.
1.Wujud Ideal, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan-peraturan dan lain-lain.
1.Wujud Ideal, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan-peraturan dan lain-lain.
2.Wujud
Kelakuan, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan
berpola dari manusia dalam masyarakat.
3.Wujud
Benda, yaitu wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya[3].
Sedangkan istilah peradaban biasanya dipakai untuk bagian-bagian dan
unsur-unsur dari kebudayaan yang halus dan indah.
Dalam definisi peradaban yang di maksud
disini yakni Islam yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw yang telah membawa
bangsa Arab yang semula terbelakang, bodoh, tidak terkenal, dan diabaikan oleh
bangsa-bangsa lain, menjadi bangsa yang maju, dan cepat mengembangkan dunia,
membina satu kebudayaan dan peradaban yang sangat penting artinya dalam sejarah
manusia hingga sekarang. Dengan demikian jelaslah bahwa kedatangan Islam
mempunyai makna kemanusiaan yang tinggi, cita-cita dan semangat Islam adalah
peneguhan kemanusiaan, memperteguh kesetiaan manusia terhadap tugas dan
kewajibannya sebagai wakil Allah di muka bumi.
Menurut H.A.R. Gibb di dalam bukunya
Whiter Islam menyatakan, “Islam is indeed
much more than a system of theology, it is a complete civilization” (Islam
sesungguhnya lebih dari sekedar agama, Ia adalah sebuah peradaban yang
sempurna). Karena yang menjadi pokok kekuatan dan sebab timbulnya kebudayaan
adalah agama Islam, kebudayaan yang ditimbulkannya dinamakan kebudayaan atau
peradaban Islam[4].
Landasan “peradaban islam” adalah
“kebudayaan Islam” terutama wujud idealnya, sementara landasan “Kebudayaan
Islam” adalah agama. Jadi, dalam Islam, tidak seperti pada masyarakat yang kebudayaan
menganut agama “bumi” (non-samawi), agama bukanlah kebudayaan tetapi dapat melahirkan
kebudayaan. Kalau kebudayaan merupakan hasil cipta, rasa, dan karsa manusia,
maka agama Islam adalah wahyu dari Tuhan.
Dengan mengambil tema “peradaban”, tidak
berarti bahwa masalah-masalah yang menyangkut “kebudayaan” Islam menjadi tidak
penting dalam studi islam, karena ia merupakan landasannya. Akan tetapi,
meskipun tidak seluruhnya dibahas secara historis, semuanya tercakup dalam
Banyak penulis Barat yang mengidentikkan
“kebudayaan” dan “peradaban” Islam dengan “kebudayaan” dan “peradaban” arab.
Untuk masa klasik, pendapat itu mungkin dapat dibenarkan, meskipun sebenarnya
antara “Arab” dan “Islam” tetap bisa dibedakan. Karena, pada masa itu pusat
pemerintahan hanya satu dan untuk beberapa abad sangat kuat.
B. Sejarah
Peradaban Islam
Ketika nabi
Murhammad SAW lahir (570 M), Mekah adalah sebuah kota yang sangat penting dan
dan terkenal di antara kota-kota di negeri Arab, baik karena tradisinya maupun
karena letaknya, Nabi adalah anggota Bani Hasyim, suatu kabilah yang kurang
berkuasa dalam suku Quraisy lahir dari keluarga terhormat yang relative miskin
Ayahnya bernama Abdullah anak Abdul Muthalib, seorang kepala suku Quraisy yang
besar pengaruhnya. Ibunya adalah Aminah binti Wahab dari Bani Zuhrah. Tahun
kelahiran Nabi dikenal dengan nama tahun gajah (570 M). dinamakan demian karena
pada tahun itu pasukan Abrahah, gubernur kerajaan Habsyi (Ethiopia), dengan
menunggang gajah menyerbu mekah untuk menghancurkan Ka’bah.
Dalam usia muda
Muhammad hidup sebagai penggembala kambing keluarganya dan kambing penduduk
Mekah. Melalui kegiatan pengembalaan ini dia menemukan tempat untuk berfikir
dan merenung dalam suasana demikian, dia ingin melihat sesuatu dibalik
semuanya, pada usia yang ke 25, Muhammad berangkat ke Syiria membawa barang
dagangan saudagar wanita kaya raya dan janda, Khadijah. Dalam perdagangan ini,
Muhammad memperoleh laba yang besar Khadijah kemudian melamarnya menjelang
usianya yang ke 40, dia sudah terlalu biasa memisahkan diri dari kegalauan
masyarakat, berkontemplasi ke gua Hira. Pada tanggal 17 Ramadhan tahun 611 M,
Malaikat Jibril muncul di hadapannya, menyampaikan wahyu Allah yang pertama
dengan turunnya perintah berdakwah pertama-tama, beliau melakukannya secara
diam-diam di lingkungan sendiri dan di kalangan rekan-rekannya. Karena itulah,
orang yang pertama kali menerima dakwahnya adalah keluarga dan sahabat
dekatnya. Mula-mula istrinya sendiri, Khadijah, kemudian saudara sepupunya Ali
bin Abi Thalib yang baru berumur 10 tahun. Kemudian Abu Bakar, sahabat karibnya
sejak masa kanak-kanak. Lalu Zaid, bekas budak yang telah menjadi anak
angkatnya. Ummu Aiman, pengasuh Nabi sejak ibunya Aminah masih hidup, juga
termasuk orang yang pertama masuk Islam.
Pembentukan
negara Madinah setelah tiba dan diterima penduduk Yastrib (Madinah), Nabi resmi
menjadi pemimpin penduduk kota itu. Babak baru dalam sejarah Islam pun dimulai.
Berbeda dengan periode Mekah, pada periode Madinah, islam merupakan kekuatan
politik. Ajaran Islam yang berkenaan dengan kehidupan masyarakat banyak turun
di Madinah. Nabi Muhammad mempunyai kedudukan, bukan saja sebagai kepala agama,
tetapi juga sebagai kepala negara. Dengan kata lain, dalam diri nabi terkumpul
dua kekuasaan, kekuasaan spiritual dan kekuasaan duniawi. Kedudukannya sebagai
rasul secara otomatis merupakan kepala negara.
Dalam
kesempatan menunaikan ibadah haji yang terakhir, haji wada’, tahun 10 H (631
M), Nabi Muhammad menyampaikan khotbahnya yang sangat bersejarah. Isi kotbah
ini merupakan prinsip-prinsip yang mendasari gerakan islam, selanjutnya prinsip-prinsip
itu bila disimpulkan adalah kemanusiaan, persamaan, keadilan sosial, keadilan
ekonomi, kebajikan dan solidaritas. Dari perjalanan sejarah Nabi ini, dapat disimpulkan
bahwa Nabi Muhammad saw, disamping sebagai pemimpin agama, juga seorang
negarawan, pemimpin politik dan administrasi yang cakap. Hanya dalam waktu
sebelas tahun menjadi pemimpin politik, beliau berhasil menundukkan seluruh
jazirah Arab ke dalam kekuasaannya.
Secara
umum Sejarah Islam setelah meninggalnya Nabi Muhammad telah berkembang secara luas
di seluruh dunia. Bani Umayyah, Bani Abbasiyah, dan Kesultanan
Utsmaniyah boleh
dikatakan penyambung kekuatan Islam setelah pemerintahan Khulafaur Rasyidin,
dan
adapun rentetan singkat Sejarah Peradaban Islam yaitu:
Khulafaur
Rasyidin
- 632 M - Wafatnya Nabi Muhammad dan Abu Bakar diangkat menjadi khalifah. Usamah bin Zaid memimpin ekspedisi ke Syria. Perang terhadap orang yang murtad yaitu Bani Tamim dan Musailamah al-Kadzab.
- 633 M - Pengumpulan Al Quran dimulai.
- 634 M - Wafatnya Abu Bakar. Umar bin Khatab diangkat menjadi khalifah. Penaklukan Damaskus.
- 636 M - Peperangan di Ajnadin atas tentara Romawi sehingga Syria, Mesopotamia, dan Palestina dapat ditaklukkan. Peperangan dan penaklukan Kadisia atas tentara Persia.
- 638 M - Penaklukan Baitulmaqdis oleh tentara Islam. Peperangan dan penkalukan Jalula atas Persia.
- 639 M - Penaklukan Madain, kerajaan Persia.
- 640 M - Kerajaan Islam Madinah mulai membuat mata uang Islam. Tentara Islam megepung kota Alfarma, Mesir dan menaklukkannya.
- 641 M - Penaklukan Mesir
- 642 M - Penaklukan Nahawand, kerajaan Persia dan Penaklukan Persia secara keseluruhan.
- 644 M - Umar bin Khatab mati syahid akibat dibunuh. Utsman bin Affan menjadi khalifah.
- 645 M - Cyprus ditaklukkan.
- 646 M - Penyerangan Byzantium di kota Iskandariyah Mesir.
- 647 M - Angkatan Tentara Laut Islam didirikan & diketuai oleh Muawiyah Abu Sufyan. Perang di laut melawan angkatan laut Byzantium.
- 648 M - Pemberontakan menentang pemerintahan Utsman bin Affan.
- 656 M - Utsman mati akibat dibunuh. Ali bin Abi Talib dilantik menjadi khalifah. Terjadinya Perang Jamal.
- 657 M - Ali bin Abi Thalib memindahkan pusat pemerintahan dari Madinah ke Kufah. Perang Shifin meletus.
- 659 M - Ali bin Abi Thalib menyerang kembali Hijaz dan Yaman dari Muawiyah. Muawiyah menyatakan dirinya sebagai khalifah Damaskus.
- 661 M - Ali bin Abi Thalib mati dibunuh. Pemerintahan Khulafaur Rasyidin berakhir. Hasan (Cucu Nabi Muhammad) kemudian diangkat sebagai Khalifah ke-5 Umat Islam menggantikan Ali bin Abi Thalib.
- 661 M - Setelah sekitar 6 bulan Khalifah Hasan memerintah, 2 kelompok besar pasukan Islam yaitu Pasukan Khalifah Hasan di Kufah dan pasukan Muawiyah di Damsyik telah siap untuk memulai suatu pertempuran besar. Ketika pertempuran akan pecah, Muawiyah kemudian menawarkan rancangan perdamaian kepada Khalifah Hasan yang kemudian dengan pertimbangan persatuan Umat Islam, rancangan perdamaian Muawiyah ini diterima secara bersyarat oleh Khalifah Hasan dan kekhalifahan diserahkan oleh Khalifah Hasan kepada Muawiyah. Tahun itu kemudian dikenal dengan nama Tahun Perdamaian/Persatuan Umat (Aam Jamaah) dalam sejarah Umat Islam. Sejak saat itu Muawiyah menjadi Khalifah Umat Islam yang kemudian dilanjutkan dengan sistem Kerajaan Islam yang pertama yaitu pergantian pemimpin (Raja Islam) yang dilakukan secara turun temurun (Daulah Umayyah) dari Daulah Umayyah ini kemudian berlanjut kepada Kerajaan-Kerajaan Islam selanjutnya seperti Daulah Abbasiyah, Fatimiyyah, Usmaniyah dan lain-lain.
Kerajaan Bani Ummaiyyah
- 661 M - Muawiyah menjadi khalifah dan mndirikan Kerajaan Bani Ummaiyyah.
- 669 M - Persiapan perang melawan Konstantinopel
- 670 M - Penaklukan Kabul.
- 677 M - Penyerangan Konstantinopel yang pertama namun gagal.
- 679 M-Penyerangan Konstantinopel yang kedua namun gagal karena Muawiyah meninggal di tahun 680.
- 680 M - Kematian Muawiyah. Yazid I menaiki tahta. Peristiwa pembunuhan Husain bin Ali di Karbala.
- 685 M - Khalifah Abdul Malik menjadikan Bahasa Arab sebagai bahasa resmi kerajaan.
- 700 M - Tentara Islam melawan kaum Barbar di Afrika Utara.
- 711 M - Penaklukan Sepanyol, Sind, dan Transoxiana.
- 712 M - Tentara Bani Ummayyah ke Spanyol, Sind, dan Transoxiana.
- 713 M - Penaklukan Multan.
- 716 M - Serangan kepada Konstantinopel.
- 717 M - Umar bin Abdul Aziz menjadi khalifah. Pembaharuan yang hebat dijalankan.
- 725 M - Tentara Islam melawan Nimes di Perancis.
- 749 M - Kekalahan tentera Ummayyah di Kufah, Iraq ditangan tentara Abbasiyyah.
- 750 M - Damaskus ditaklukkan oleh tentera Abbasiyyah. Runtuhnya Kerajaan Bani Ummaiyyah.
Kerajaan Bani Abbasiyyah
- 752 M - Berdirinya Kerajaan Bani Abbasiyyah.
- 755 M - Pemberontakan Abdullah bin Ali. Pembunuhan Abu Muslim.
- 756 M - Abd ar-Rahman I mendirikan Kerajaan Bani Ummaiyyah di Spanyol.
- 763 M - Pendirian kota Baghdad. Kekalahan tentara Abbasiyyah di Spanyol.
- 786 M - Harun ar-Rasyid menjadi Khalifah.
- 792 M - Penyerangan selatan Perancis.
- 800 M - Aljabar diciptakan oleh Al-Khawarizmi.
- 805 M - Perlawanan atas Byzantium. Penyerangan Pulau Rhodes dan Cyprus.
- 809 M - Kematian Harun ar-Rasyid. Al-Amin diangkat menjadi khalifah.
- 814 M - Perang saudara antara Al-Amin dan Al-Ma'mun. Al-Amin terbunuh dan Al-Ma'mun menjadi khalifah.
- 1000 M - Masjid Besar Cordoba siap dibangun.
- 1005 M - Multan dan Ghur ditaklukkan.
- 1055 M - Baghdad diserang oleh tentara Turki Seljuk. Pemerintahan Abbasiyyah-Seljuk dimulai, yang berdiri sampai tahun 1258 ketika tentara Mongol memusnahkan Baghdad.
- 1085 M - Tentara Kristen menyerang Toledo (di Spanyol).
- 1091 M - Bangsa Norman menyerang Sicilia, pemerintahan Islam di sana berakhir.
- 1095 M - Perang Salib pertama dimulai.
- 1099 M - Tentara Salib menaklukkan Baitul Maqdis. Mereka membunuh semua penduduknya.
- 1144 M - Nuruddin Zengi menaklukkan Edessa dari tentera Kristian. Perang Salib kedua berlaku.
- 1187 M - Salahuddin Al-Ayubbi menaklukkan Baitulmuqaddis dari tentera Salib. Perang Salib ketiga berlaku.
- 1194 M - Pasukan Muslim menaklukkan Delhi, India.
- 1258 M - Pasukan Mongol menyerang dan memusnahkan Baghdad. Ribuan penduduk terbunuh. Runtuhnya Baghdad. Tamatnya pemerintahan Kerajaan Bani Abbasiyyah-Seljuk.
- 1260 M - Kebangkitan Islam. Kerajaan Bani Mamluk di Mesir (merupakan pertahanan Islam yang ketiga terakhir setelah Makkah & Madinah) pimpinan Sultan Saifuddin Muzaffar Al-Qutuz mengalahkan pasukan Mongol di dalam pertempuran di Ain Jalut.
Setelah khilafah Abbasiyah di
Baghdad runtuh akibat serangan tentara Mongol, kekuatan politik Islam mengalami
kemunduran secara drastis. Wilayah kekuasaannya tercabik-cabik dalam beberapa
kerajaan kecil yang satu sama lain bahkan saling memerangi . beberapa
peninggalan budaya dan peradaban Islam banyak yang hancur akibat serangan
bangsa mongol itu. Namun, kemalangan tidak berhenti sampai disitu. Timur Lenk,
sebagaimana telah disebut, menghancurkan pusat-pusat kekuasaan Islam yang lain.
Keadaan
politik umat Islam secara keseluruhan baru mengalami kemajuan kembali setelah
muncul dan berkembangnya tiga kerajaan besar: Usmani di Turki, Mughal di India,
dan Safawi di Persia. Kerajaan Usmani, di samping yang pertama berdiri, juga
yang terbesar dan paling lama bertahan dibanding dua kerajaan yang lainnya.
Kerajaan Usmani di Turki
Pendiri
kerajaan ini adalah bangsa Turki dari kabilah Oghuz yang mendiami daerah Mongol
dan daerah utara negeri Cina. Dalam jangka waktu kira-kira tiga abad, mereka
pindah ke Turkistan kemudian Persia dan Irak. Mereka masuk Islam sekitar abad
kesembilan atau kesepuluh, ketika mereka menetap di Asia Tengah. Di bawah
tekanan serangan-serangan Mongol pada abad ke 13 M, mereka melarikan diri ke
daerah barat dan mencari tempat pengungsian di tengah-tengah saudara-saudara
mereka, orang-orang Turki seljuk, di dataran tinggi Asia kecil. Di sana dibawah
pimpinan Ertoghrul, mereka mengabdikan diri kepada Sultan Alauddin II.
Dapat
mengalahkan Bizantium dan menaklukkan Konstantinopel pada tahun 1453 M di bawah
pimpinan Sulthan Muhammad Al-Fatih, dengan terbukanya Konstantinopel sebagai
benteng pertahanan terkuat kerajaan Bizantium, lebih mudahlah arus ekspansi
Turki Usmani ke Benua Eropa
Setelah
Sultan Sulaiman meninggal dunia, terjadilah perebutan kekuasaan antara
putra-putranya, yang menyebabkan Kerajaan Turki Usmani mundur. Akan tetapi,
meskipun terus mengalami kemunduran, kerajaan ini untuk masa beberapa abad
masih di pandang sebagai negara yang kuat, terutama dalam bidang militer,l
kerajaan ini memang masih bertahan lima abad lagi setelah itu.
Kerajaan
Safawi di Persia
Ketika kerajaan
Usmani sudah mencapai puncak kemajuannya, karena Safawi di persia baru berdiri.
Kerajaan ini berkembang dengan cepat. Dalam perkembangannya, kerajaan Safawi
sering bentrok dengan Turki Usmani.
Berbeda dari
dua kerajaan besar Islam lainnya (Usmani dan Mughal), kerajaan Safawi
menyatakan Syi’ah sebagai Mazhab negara. Karena itu, kerajaan ini dapat
dianggap sebagai peletak pertama dasar terbentuknya negara Iran dewasa ini.
Masa kekuasaan
Abbas I merupakan puncak kejayaan Kerajaan Safawi. Secara politik ia mampu
mengatasi berbagai kemelut di dalam negeri yang mengganggu stabilitas negara
dan berhasil merebut kembali wilayah-wilayah yang pernah direbut oleh kerajaan
lain pada masa raja-raja sebelumnya.
Demikianlah puncak
kemajuan yang dicapai oleh kerajaan Safawi, setelah itu kerajaan ini mulai
mengalami gerak menurun. Kemajuan yang dicapainya membuat kerajaan ini menjadi
salah satu dari tiga kerajaan besar islam yang disegani oleh lawan-lawannya ,
terutama dalam bidang politik dan militer walaupun tidak setaraf dengan
kemajuan Islam dimasa klasik, kerajaan ini telah memberikan konstribusinya
mengisi peradaban Islam melalui kemajuan-kemajuan dalam bidang ekonomi, ilmu
pengetahuan, peninggalan seni, dan gedung-gedung sejarah.
Kerajaaan
Mughal di India
Kerajaan mughal
berdiri seperempat abad sesudah berdirinya kerajaan safawi. Jadi, diantara tiga
kerajaan besar Islam tersebut, kerajaan inilah yang termuda. Kerajaan Mughal
bukanlah kerajaan islam yang pertama di anak benua India. Awal kekuasaan islam
di wilayah India terjadi pada masa Khalifah Al-Walid, dari Dinasti Bani
Umayyah. Penaklukkan wilayah ini dilakukan oleh tentara Bani Umayyah di bawah
pimpinan Muhammad ibn Qasim.
Pasa fase
desintegrasi, dinasti Ghaznawi mengembangkan kekuasaannya di India di bawah
pimpinan Sultan Mahmud dan pada tahun 1020 M, ia berhasil menaklukkan hampir
semua kerajaan Hindu di wilayah ini, sekaligus mengislamkan sebagian
masyarakatnya. Setelah dinasti Ghaznawi hancur, muncul dinasti-dinasti kecil seperti
Mamluk (1206-1290 M), Khalji (1296-1316 M), Tuglug (1329-1412 M) dan dinasti
lain-lain.
Kerajaan Mughal
di India dengan Delhi sebagai ibukota, didirikan oleh Zahiruddin Babur
(1482-1530 M), salah satu dari cucu Timur Lenk. Ayahnya bernama Umar Mirza, penguasa
Ferghana. Babur mewarisi daerah Ferghana dari orang tuanya ketika ia masih
berusia 11 tahun. Ia berambisi dan bertekad akan menaklukkan Samarkand yang
menjadi kota penting di Asia Tengah pada masa itu. Pada mulanya ia mengalami
kekalahan tetapi karena mendapat bantuan dari Raja Safawi, Ismail I, akhirnya
ia berhasil menaklukkan Samarkand tahun 1494 M. pada tahun 1504 M ia menduduki
kabul, ibukota Afghanistan.
Kemajuan
Eropa (Barat)
Bersamaan
waktunya dengan kemunduran tiga kerajaan Islam di periode pertengahan sejarah
Islam, Eropa Barat (biasa disebut dengan “Barat” saja) sedang mengalami
kemajuan dengan pesat. Hal ini berbanding terbalik dengan masa klasik sejarah
Islam. Ketika itu, peradaban Islam dapat dikatakan paling maju, memancarkan
sinarnya ke seluruh dunia, smentara Eropa sedang berada dalam kebodohan dan
keterbelakangan.
Kemajuan eropa
(Barat) memang bersumber dari Khazanah ilmu pengetahuan dan metode berfikir
Islam yang rasional. Di antara saluran masuknya peradaban Islam ke Eropa itu
adalah perang salib, Sicilia, dan yang terpenting adalah Spanyol Islam. Ketika
Islam megalami kejayaan di Spanyol, banyak orang Eropa yang datang belajar
kesana, kemudian menerjemahkan karya-karya ilmiah umat Islam. Hal ini dimulai
sejak abad ke- 12 M. setelah mereka pulang ke negeri masing-masing , mereka
mendirikan Universitas dengan meniru pola Islam dan mengajarkan ilmu-ilmu yang
dipelajari di universitas-universitas islam itu. Dalam perkembangan
selanjutnya, keadaan ini melahirkan Renaissance,
Reformasi,dan Rasionalisme di Eropa.
Gerakan-gerkan
Renaissance melahirkan perubahan-perubahan besar dalam sejarah dunia. Abad ke
16 dan 17 M merupakan abad yang paling penting bagi eropa, sementara pada akhir
abad ke-17 itu pula dunia Islam mulai mengalami kemunduran, dengan lahirnya
renaissance, Eropa bangkit kembali untuk mengejar ketinggalan mereka pada masa
kebodohan dan kgelapan. Mereka menyelidiki rahasia alam, menaklukkan lautan dan
menjelajahi benua yang sebelumnya masih diliputi kegelapan. Banyak penemuan-penemuan
dalam segala lapangan ilmu pengetahuan dan kehidupan yang mereka peroleh. Cristoper
Colombus pada tahun 1492 M menemukan benua Amerika dan Vasco da Gama tahun 1498
M menemukan jalan ke timur melalui Tanjung Harapan. Dengan dua temuan ini,
Eropa memperoleh kemajuan dalam dunia perdagangan, karena tidak bergantung lagi
kepada jalur lama yang dikuasai umat islam.
Benturan-benturan
antara kerajaan Islam dan kekuatan Eropa itu menyadarkan umat Islam bahwa
mereka memang sudah jauh tertinggal dari Eropa. Kesadaran itulah yang
menyebabkan umat islam di masa modern terpaksa harus banyak belajar dari eropa.
Perimbangna kekuatan antara umat Islam dan Eropa berubah dengan cepat. Di
antara kemajuan Eropa dan kemunduran Islam tebentang jurang yang sngat lebar
dan dalam, dalam perkembangan berikutnya, daerah-daerah Islam hampir seluruhnya
berada di bawah kekuasaan bangsa Eropa.
C.
Islam
Sebagai Sejarah & Peradaban
Sejarah
adalah pengetahuan tentang kejadian, keadaan dan peristiwa yang dialami manusia
di waktu lampau dan kaitannya dalam masa kini. Jika dihubungkan dengan Islam
pada awal diturunkan sampai dewasa ini. Bahkan lebih dari itu sejarah umat-umat
terdahulu juga menjadi obyek kajian islam terbukti dengan ditemukannya sejumlah
kisah umat terdahulu dalam Alquran[5].
Islam
disamping berdimensi aqidah, syari'ah dan akhlak, juga ternyata ada bagian
Islam sebagai produk sejarah teologi Khawarij dan aliran teologi lain merupakan
produk sejarah, konsep Khulafaur Rasyidin, seluruh bangunan sejarah Islam
klasik, tengah dan modern adalah produk sejarah.
Dengan
demikian, proses Islamisasi mulai dari awal diturunkannya sampai sekarang dan
bahkan hingga waktu yang tidak diketahui, sarat dengan kajian kesejarahan.
Sejarah masa lampau perlu dikedepankan sebagai bahan komparatif atas peristiwa
yang terjadi sekarang.
Pendekatan
yang diperlukan untuk Islam sebagai kajian sejarah dimana menekankan kepada
proses terjadinya sesuatu perilaku manusia dalam masyarakat. Proses ini
menjelaskan awal kejadian dan faktor-faktor yang ikut berperan dalam proses
tersebut. Dengan cara demikian, seorang muslim selain memiliki wawasan yang
menyeluruh dan integral tentang ajaran Islam, juga dapat mengembangkannya
dengan pemahaman Islam, yang diharapkan akan mampu merespon berbagai masalah
aktual yang dihadapi dalam kehidupan.
Islam yang
diturunkan sebagai agama (din), sebenarnya juga membawa konsep peradaban di dalamnya. Sebab kata din itu
sendiri membawa makna keberhutangan, susunan kekuasaan, struktur hukum, dan
kecenderungan manusia untuk membentuk masyarakat yang menaati hukum dan mencari
pemerintah yang adil Artinya, dalam istilah din itu tersembunyi suatu
sistem kehidupan. Oleh sebab itu ketika din (agama) Allah yang bernama
Islam itu telah disempurnakan dan dilaksanakan di suatu tempat, maka tempat itu
diberi nama Madinah. Dari akar kata din dan Madinah
ini lalu dibentuk akar kata baru madana, yang berarti membangun,
mendirikan kota, memajukan, memurnikan dan memartabatkan.
Dari akar
kata madana lahirlah kata benda tamaddun yang secara literal
berarti peradaban (civilization) yang berarti juga kota berlandaskan
kebudayaan (city base culture) atau kebudayaan kota (culture of
the city). Di Iran orang dengan sedikit berbeda menggunakan istilah tamaddon
dan madaniyat. Namun orang-orang di Turki menggunakan istilah medeniyet
dan medeniyeti. Orang-orang Arab sendiri pada masa sekarang ini
menggunakan kata haÌrah untuk peradaban, namun kata tersebut tidak
banyak diterima umat Islam non-Arab yang kebanyakan lebih menyukai istilah tamaddun.
Biasanya,
kebanyakan orang memahami tamaddun (peradaban) melalui bukti-bukti
fisik, sehingga peradaban sering dinisbatkan kepada bangunan masjid-masjid,
candi-candi, gedung-gedung, dsb. Namun, mereka lupa bahwa bangunan tersebut
tidak akan pernah ada tanpa pikiran, kepercayaan, agama, ideologi dan yang
terpenting adalah ilmu pengetahuan di balik itu semua. Jadi
peradaban,kebudayaan dan sejarah tidak dapat diukur dari kemajuan fisik saja.
Pemahaman yang sama juga digunakan untuk melihat bangunan peradaban Islam.
Peradaban Islam itu sangat komplek dan cakupannya seluas kehidupan itu
sendiri. Sebab Islam adalah agama yang mengajarkan prinsip-prinsip kehidupan
yang bersifat menyeluruh. Secara konseptual peradaban Islam merupakan gambaran
integral bagaimana keimanan atau keyakinan dalam Islam yang rasional dan
berdimensi ilmu itu memancarkan ilmu pengetahuan dan mengejawantah dalam bentuk
amal-amal. Hal ini tentu saja bukan omong kosong karena tercatat begitu jelas
dalam sejarah Islam yang panjang.
Para
sarjana Muslim kontemporer umumnya menerima pendapat bahwa agama adalah asas
peradaban. Sayyid Qutb menyatakan bahwa keimanan adalah sumber peradaban.
Meskipun dalam paradaban Islam struktur organisasi dan bentuknya secara
material berbeda-beda, namun prinsip-prinsip dan nilai-nilai asasinya adalah
satu dan permanen. Prinsip-prinsip itu adalah ketaqwaan kepada Tuhan (taqwa),
keyakinan kepada keesaan Tuhan (tauhid), supremasi kemanusiaan di atas
segala sesuatu yang bersifat material, pengembangan nilai-nilai kemanusiaan dan
penjagaan dari keinginan hewani, penghormatan terhadap keluarga, menyadari
fungsinya sebagai khalifah Allah di Bumi berdasarkan petunjuk dan perintahNya
(syariat). Sejalan dengan Sayyid Qutb, Syeikh Muhammad Abduh menekankan bahwa
agama atau keyakinan adalah asas segala peradaban. Bangsa-bangsa purbakala
seperti Yunani, Mesir, India, dll, membangun peradaban mereka dari sebuah
agama, keyakinan atau kepercayaan. Arnold Toynbee juga mengakui bahwa kekuatan
spiritual (batiniyah) adalah kekuatan yang memungkinkan seseorang melahirkan
manifestasi lahiriyah (outward manifestation) yang kemudian disebut
sebagai peradaban itu.
Dalam
penegasan keislaman itu sendiri, Allah swt berfirman:
Departemen Agama RI. 2005. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Bandung: Penerbit Jumanatul Ali-art.
Sesungguhnya
agama yang paling mulia disisi Allah adalah Islam
Jika
agama atau kepercayaan merupakan asas peradaban, dan jika agama serta
kepercayaan itu membentuk cara pandang seseorang terhadap sesuatu yang pada
gilirannya dapat mempengaruhi tindakan nyatanya atau manifestasi lahiriyahnya,
maka berarti ini sejalan dengan teori modern bahwa pandangan hidup (worldview)
merupakan asas bagi setiap peradaban dunia.
Industri, Pertanian, dan
Perdagangan pada Masa Keemasan Islam
Pemerintahan
kerajaan Islam yang berlangsung mulai dari pertengahan 600 hingga pertengahan
1200, mencapai masa keemasan antara tahun 900-1100 M. agama dan pemerintah pada
masa ini tidak dapat dipisahkan. Khalifah adalah pemimpin agama dan
pemerintahan sekaligus. Qu’ran menjadi landasan dasar dari keduanya. Pertanian
dan industri tumbuh subur menjadikan kerajaan Islam sebagai kerajaan termakmur
dalam sejarah. Tentara Islam yang menaklukkan suatu wilayah tidak merusak
peradaban yang sudah tumbuh di wilayah tersebut, tapi justru mengembangkannya.
Seperti halnya yang terjadi di Persia dan Byzantium yang sudah memiliki
perencanaan kota yang baik, pasar, kerajinan tangan, dan pertanian, dijaga
dengan baik oleh bangsa Arab. Mereka juga menerjemahkan karya-karya Romawi,
Yunani, Persia, dan India ke dalam bahasa Arab. Semua hukum dan surat-menyurat
resmipun menggunakan bahasa Arab meskipun di wilayah yang sebagian besar
penduduknya berbicara bahasa Persia atau Yunani. Lebih dari itu, mereka yang
memeluk Islam, secara otomatis belajar bahasaa Arab untuk bisa mengerjakan
shalat dan membaca al-Qur’an. Hasilnya, bahasa Arab dengan cepat diadapsi oleh
seluruh penduduk yang hidup di Afrika Utara dan Timur Tengah sebagai bahasa
daerah atau bahasa percakapan sehari-hari. Penyebaran bahasa Arab ini merupakan
salah satu kontribusi terbesar Arab untuk kemajuan peradaban Islam. Pertukaran
budaya juga berlangsung begitu dahsyat. Umat Islam dengan berbagai latar
budayanya memberikan kontribusi positif untuk membangun peradaban Islam. Mereka
itu adalah non-Arab dan non muslim. Orang Mesir, Persia, Turki, Yahudi, Syria,
Kristen, Yunani, Armenia, India, Barbar dan bangsa Afrika lainnya memberikan
ide, gagasan, dan budaya masing-masing di dunia Islam. Masa pemerintahan
kekhalifahan Umayyah dan ‘Abbasiah adalah masa yang damai sehingga memungkinkan
umat Islam untuk mengembangkan pertanian dan perdagangan dengan tanpa
penghalang. Para khalifah membangun proyek irigasi yang sangat besar di Mesir,
Mesopotamia, dan Persia. Kemudian juga mengembangkan sains dalam bidang
pertanian terutama penggunaan pupuk. Gandum dan padi-padian lain tumbuh subur
di Mesir. Kapas dan tebu dikembangkan di Afrika Utara. Buah-buahan, minyak
zaitun, dan anggru diproduksi di Spanyol. Sementara itu, industri berkembang di
pusat-pusat kota. Baghdad tercatat sebagai pusat industri barang pecah-belah,
perhiasan, sutra, dan barang-barang mewah. Kordoba dikenal sebagai pusat
industri kulit, Damaskus sebagai pusat industri besi, linen, katun, dsb. Persia
dan Syria terkenal dengan produk karpetnya yang indah dan tahan lama. Pengrajin
Arab dan Persia mempelajari industri emas, perak dan perunggu yang telah
berkembang di Byzantium. Pekerja muslim dan Kristen membentuk serikat pekerja
untuk memakmurkannya.
Dalam dunia
bisnis, umat Islam menganggap berdagang sebagai profesi yang mulia. Karena pada
masa pemerintahan kerajaan Islam, perdagangan merupakan bisnis terbesar
melebihi industri atau pertanian. Selama pemerintahan Islam, tidak ada
perdagangan yang dibatasi seperti pajak, kewajiban bagi importir, atau
batasan antar wilayah. Istilah-istilah bisnis seperti tariff, traffic, check,
bazaar, dan caravan datang dari bahasa Arab. Sistem perbankan yang kompleks di
dunia Islam sudah dikembangkan tiga abad sebelum di Eropa barat. Bank sentral
memiliki cabang di kota-kota. Perdagangan yang tumbuh subur menembus
batas-batas wilayah Negara Islam. Cina, India, Eropa, Rusia, Afrika Barat,
tengah dan Timur, semuanya merupakan partner dari kekhalifahan Islam dalam
berdagang. Para pedagang muslim berani membuka rute perdagangan baru melalui
Asia timur, berlayar ke India dan Cina melalui laut merah, teluk Persia, dan
samudera India. Hal ini terjadi jauh sebelum pelayar Barat menempuh rute
melalui Atlantik, Afrika menuju ke timur. Selama berdagang, mereka juga
menyebarkan agama Islam di daerah Afrika Timur dan Barat, India, Cina, dan Asia
Tenggara.
Sains dan Seni Tumbuh
Subur
Sebelum
datangnya Islam, bangsa Arab hanya memiliki sedikit pengetahuan tentang fisika
dan ilmu-ilmu alam lainnya. Namun gairah yang besar untuk berdagang dan
mengembara setelah berkuasanya Islam, menuntut mereka untuk menguasai ilmu
matematika dan astronomi. Pemerintahan Dinasti Umayyah dan ‘Abbasiah sangat
toleran terhadap ide-ide baru. Bahkan di antara penguasa-penguasa awal Dinasti
‘Abbasiah gencar menerjemahkan karya-karaya Yunani dan memberikan beasiswa
untuk menuntut ilmu sains dan filsafat Yunani. Pada perkembangan berikutnya
ilmuwan-ilmuwan Arab dan Persia juga memberikan kontribusi yang besar pada
penemuan teori di bidang kedokteran, matematika, astronomi, kimia, dan fisika.
Kedokteran
Pengobatan
Islam mungkin merupakan prestasi ilmuwan muslim paling terkenal. Pada saati
itu, Rumah sakit yang besar biasanya berasosiasi dengan sekolah kedokteran dan
dibangun di pusat kota. Ajaran Islam yang mengharuskan untuk menyayangi orang
miskin dan mengasihi yang lemah, mendorong para penguasa Islam untuk memberikan
pelayanan kesehatan yang memadai. Dan salah satu rumah sakit terbesar yang
pernah ada adalah yang dibangun oleh Khalifah Harun Arrasyid di Baghdad pada
abad 8 M. Salah satu dokter yang terkenal adalah al-Razi dari Persia yang hidup
pada abad 9 M. Beliau dilahirkan di kota Rayy tapi bekerja di Baghdad. Al-Razi
merupakan orang Arab pertama yang melaksanakan pengobatan dengan metode yang
komprehensif. Ia dikenang sebagai orang pertama yang membahas tentang
pengobatan penyakit cacar dan campak dengan sangat akurat. Dia mengarang
berbagai buku ilmiah diantaranya; a Treatise on Small-pox and Measles, The
Book of Medicine Dedicated to Mansur, The Comprehensive Book of Medicine. Tabib
muslim yang lain ahli dalam pengobatan mata. Pada abad 10 M, ibnu Sina
melahirkan karya Canon of Medicine yang menjadi rujukan standar kedokteran
Eropa hingga abad 17.
Fisika dan Kimia
Prestasi yang
luar biasa juga dicapai dalam bidang fisika dan kimia. Fisikawan muslim asal
Persia, al-Hazen, yang hidup pada tahun 965-1039 M menantang pandangan Yunani
yang mengatakan bahwa mata mengirimkan sinar kepada objek yang dilihat.
Al-Hazen mengatakan bahwa, yang benar, orang dapat melihat sebuah objek karena
objek tersebut mengirimkan bayangan dari sinar kepada mata.
Terkait
dengan dunia kedokteran, juga berkembang alchemy yang berasal dari
bahasa Arab yang artinya ‘seni mencampur logam’. Alchemy dikembangkan
dari pengetahuan Mesir klasik dan Cina. Para ahli kimia bekerja
mengkombinasikan antara logam yang satu dengan lainnya untuk mendapatkan logam
yang lebih kuat atau lebih indah. Kimiawan muslim berusaha untuk mengubah timah
menjadi logam yang lebih berharga seperti emas. Meskipun mereka tidak berhasil,
namun eksperimannya telah berhasil menyempurnakan metode analisa materi yang
belakangan menjadi dasar dari ilmu kimia modern. Sebagai contoh adalah metode
penyulingan dan kristalisasi yang mencakup proses meleleh, mendidih, menguap,
menyaring. Mereka juga menemukan material baru seperti tawas, borax, nitric,
sulfuric acids, carbonate of soda, tartar, antimony, dan arsenic.
Antropologi
Bagi banyak
ilmuwan, antropologi adalah disiplin ilmu produk dari kolonialisasi Barat.
Namun sebenarnya ilmu ini pertama kali berkembang di dunia Islam. Adalah Abu
Raihan Muhammad Al-Baruni (973-1048) orang pertama yang berhak mendapat gelar
bapak Antropologi Dunia. Beliau lahir di Khwarizm (Khiva) dan tinggal di Afrika
Utara. Karyanya yang paling fenomenal terbit di India, Kitab al-Hind, atau juga
dikenal dengan Investigation of India. Kitab ini ditulis selama kurang
lebih 13 tahun (1017-1031) yang berisi pembahasan tentang struktur masyarakat
India yang terdiri dari beberapa kasta. Dengan metode yang sangat teliti, ia
berhasil menampilkan wajah peradaban India.
Astronomi dan Matematika
Dunia
astronomi juga berkembang dengan pesat, karena umat Islam membutuhkan
perhitungan waktu yang tepat untuk shalat, haji, dan penentuan awal bulan
hijriah. Ibnu Batuta adalah pelopor pembuatan peta yang kaya akan informasi
geografis. Berdasarkan pada penemuan Ptolemy dan ilmuwan Yunani lainnya,
astronom Arab menemukan pengukuran yang lebih akurat tentang penghitungan tahun
masehi, mengkalkulasikan gerhana, dan membuat atlas. Dalam bidang matematika,
ilmuwan Arab adalah yang pertama kali menggunakan simbol x untuk mengganti
bilangan yang tidak diketahui untuk menyelesaikan sebuah persamaan. Penemuan
yang juga sangat penting adalah analisa geometri dan trigonometri.
Sejarah dan Sosiologi
Dalam bidang
sejarah dan sosiologi, Ibnu Khaldun tampil sebagai pionir. Karya terbesarnya Kitab
al-Ibar yang mendapat penghargaan tinggi dari banyak ilmuwan, berisi
tentang sejarah dunia yang mencakup filsafat, logika, tentang suku-suku,
matematika, iklim di dunia Arab dan lain sebagainya. Beliau merupakan ahli
hukum, sejarawan, pengembara, dan negarawan handal. Teori-teori modern seperti Karl
Marx’s stages of human history, Max Webber’s typology of leadership, Vilfredo
Pareto’s circulation of elites, Ernest Gellner’s pendulum swing theory of Islam,
dsb banyak dipengaruhi oleh teori-teori Ibnu Khaldun.
Arsitektur
Orang-orang
Islam juga sangat mahir dalam dunia arsitektur. Mereka selalu mendirikan
masjid, tempat tinggal, dan istana yang megah di setiap wilayah yang baru
ditaklukkan. Salah satu style yang dikembangkan dalam dunia arsitektur
adalah penggunaan kubah, menara, loteng, lengkungan berbentuk tapal kuda, dan
penggunaan ornamen di dinding. Para penguasa muslim juga mendirikan istana dan
rumah-rumah untuk masyarakat. Kota dibangun dengan indah agar masyarakat betah
tinggal di dalamnya. Damaskus dan Baghdad adalah dua kota yang sangat maju dan
hingga sekarang masih banyak peninggalan yang bisa dimanfaatkan. Pada abad XI
di Kordova, jalan-jalan sudah dipaving dan dipasangi penerangan, rumah-rumah
dilengkapi dengan air panas dan dingin yang selalu mengalir, terdapat kurang
lebih 80.000 bangunan toko, 3.000 masjid, 113.000 rumah dengan populasi
penduduk mencapai 500.000.
Filsafat
Filosuf Arab
terbesar adalah al-Kindi. Ia bekerja di Baghdad semasa pemerintahan al-Makmun.
Ia telah melahirkan 242 essai yang mencakup permasalah logika, metafisika,
aritmatika, musik, astronomi, geometri, pengobatan, astrologi, psikologi,
politik, dan kimia. Kebanyakan buku karangan al-Kindi telah hilang. Yang
tersisa hanyalah kertas kerja tentang filsafat. Al-Kindi tidak sepakat dengan
pandangan Aristotels bahwa realitas kosmos itu abadi. Dia mempertahankan
doktrin penciptaan, mempercayai kebangkitan jasad, dan kevalidan wahyu Nabi
Muhammad. Dia mensubordinatkan filsafat kepada Agama. Ia mendukung logika
Aristotels namun menyakini bahwa filsafat harus tunduk kepada wahyu apabila
keduanya bertentangan. Selain itu juga terdapat nama Al-Farabi (870-950), yang
di Eropa dikenal sebagai Abunaser. Ia merupakan filosuf dari Persia yang
berusaha menyatukan filsafat Yunani dan Islam, serta menerapkan filsafat pada
dunia politik. Ia dilahirkan di distrik Farab (sekarang adalah daerah
Kazakhstan), besar di Damaskus. Pada tahun 902-908, ia pindah ke Konstantinopel
untuk belajar filsafat. Kemudian 910-920 ke Baghdad untuk mengajarkan filsafat.
Dia sangat menguasai pandangan-pandangan Plato dan Aristotels. Menurutnya,
urutan ilmu pengetahuan jika dirangking adalah; linguistic, logika, matematika,
fisika, metafisika, politik, hukum, dan teologi. Al-Farabi berusaha
mengharmonisasikan filsafat Yunani dengan teologi Islam, tapi dia
mensubordinatkan wahyu kepada akal.
Filosuf lain
yang tak kalah hebatnya adalah Ibnu Rusyd (1126-1198) yang lahir di Kordoba.
Dalam filsafat, ia bermadzhab Aristotelian yang menganggap bahwa logika
deduktif merupakan epistemology yang superior. Jika sesuatu berlawanan dengan
logika aristotels maka sesuatu itu pasti tidak benar. Sebagai murid Aristotels,
tujuan utama dia ada dua; ia berusaha untuk mengeluarkan pengaruh neoplatonisme
dari aristotelianisme yang salah yang pernah dikemukakan oleh Ibnu Sina. Kedua,
sebagai seorang muslim, ia berusaha merekonsiliasi filsafat Aristotels dengan
teologi Islam.
Seperti
tersaji di awal, peradaban Islam adalah peradaban yang dibangun oleh ilmu
pengetahuan Islam yang dihasilkan oleh pandangan hidup Islam. Maka dari itu,
pembangunan kembali peradaban Islam harus dimulai dari pembangunan ilmu
pengetahuan Islam. Di Barat ide-ide para pemikir, seperti Descartes, Karl Marx,
Emmanuel Kant, Hegel, John Dewey, Adam Smith dan sebagainya menjadi rujukan dan
merubah pemikiran masyarakat. Demikian pula dalam sejarah peradaban Islam,
pemikiran para ulama seperti Imam Syafii, Hanbali, Imam al-Ghazali, Ibn
Khaldun, dan lain sebagainya mempengaruhi cara berfikir masyarakat dan bahkan
kehidupan mereka. Jadi membangun peradaban Islam harus dimulai dengan membangun
pemikiran umat Islam, meskipun tidak berarti kita berhenti membangun
bidang-bidang lain. Artinya, pembangunan ilmu pengetahuan Islam hendaknya
dijadikan prioritas bagi seluruh gerakan Islam.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah
dipaparkan pembahasan tentang Sejarah Kebudayaan Islam, maka dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai jawaban atas permasalahan dalam kehidupan sehari-hari,
sebagai berikut:
v Islam sebagai Sejarah & Peradaban membantu kepribadian mahasiswa agar mampu berperan sebagai agen of Canghe, Social of Contol & Moral
Force.
v Menumbuhknan kepekaan mahasiswa terhadap masalah-masalah dan kenyataan-kenyataan
terjadinya kemunduran agama Islam berkenaan konsep Sejarah Peradaban Islam.
Suatu peradaban hanya akan terwujud jika manusia di
dalamnya memiliki pemikiran yang tinggi sehingga mampu meningkatkan taraf
kehidupannya. Suatu
pemikiran tidak dapat tumbuh begitu saja tanpa sarana dan prasarana ataupun
supra-struktur dan infra-struktur yang tersedia. Dalam hal ini pendidikan
merupakan sarana penting bagi tumbuhnya pemikiran, namun yang lebih mendasar
lagi dari pemikiran adalah struktur ilmu pengetahuan yang berasal dari
pandangan hidup.Islam menyajikan sistem tolong menolong antar umat dalam
lapangan politik, perekonomian, kehidupan sosial, bahkan sistem
perdamaian. Islamlah yang mencetuskan sistem perjanjian, konsulat, suaka
politik, dan dakwah. Kerja sama dan kontak ekonomi dibolehkan dengan pihak
lain, seperti Yahudi, Persia dan Romawi.
B. Saran
Diharapkan
setelah mengetahui pembahasan tentang Islam sebagai Sejarah dan Peradaban dalam
makalah ini, mahasiswa dapat melaksanakan. Berkenaan dalam kehidupan secara
umum untuk menarik minat menghidupkan kembali berinteraksi dalam kehidupan yang
sudah mulai hilang yang berlandaskan keagamaan dalam kehidupan bermasyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama RI. 2005. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Bandung: Penerbit Jumanatul Ali-art.
Departemen Pendidikan
Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Edisi ke III. Jakarta:
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.
Madjid, Nurcholish.2008. Islam Agama Peradaban. Jakarta: Penerbit
Paramadina.
Mutahhari, Murtadha. 1995. Masyarakat dan Sejarah. Bandung:
Penerbit Mizan.
Yatim, Badri. 2008. Seajarah Peradaban Islam. Jakarta:
Penerbit PT Raja Grafindo Persada.
Yunus, Abd Rahim. 2011. Kajian Historiografi Islam (dalam sejarah
periode klassik). Makassar: Penerbit Alauddin University Press.
[1]
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar bahasa Indonesia (Edisi ke III.
Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama), hal. 444,1011, dan 6.
[2]
Effat al-Sharqawi, Filsafat kebudayaan
Islam, (Bandung: Penerbit Pustaka, 1986,hal. 5.
[3]
Koentjaningrat, Kebudayaan, Mentalitas,
dan Pembangunan, (Jakarta: Gramedia, 1985), hal. 5.
[4]
M. Natsir, Capita Selecta, (bandung:
N. V. Penerbitan W. Van Hoeve, tanpa tahun), hal. 4.
[5]
Murtadha Mutahhari, Masyarakat dan Sejarah (Bandung:
Mizan, 1995), hal. 65.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar