Kamis, 08 Desember 2016

ISLAM SEBAGAI SEJARAH & PERADABAN



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Pada saat seluruh dunia Arab terkhusus Islam tenggelam dalam arus kebodohan, kedangkalan, iman, jauh dari sinaran tauhid, dan keadilan social, politik, ekonomi, budaya dan agama, masyarakat Arab sangat rapuh dan sangat memprihatinkan, muncul seorang tokoh besar yang dikemudian hari akan menjadi sosok yang memiliki pengaruh dan dikagumi yang membawa ajaran abru seperti yang kita kenal hingga saat ini.
Beliau adalah Rasulullah saw sebagai pembawa risalah Islam yang sampai saat ini masih eksis dan mendarah daging di sebagian besar masyarakat dunia. Semenjak munculnya ajaran yang dibawa Rasulullah saw.
Telah banyak memberikan sumbangan kepada dunia Arab khususnya dan seluruh dunia pada umumnya, baik semenjak zaman Rasulullah saw sendiri hingga zaman modern saat ini. Dari sejak munculnya hingga saat ini banyak tokoh-tokoh dan ilmuan muslim yang lahir dan memberikan pengaruh besar terhadap khazanah keilmuan dan peradaban dunia, terlebih lagi ketika zaman keemasan Islam. Saat ini banyak hal yang telah dapat dinikmati dan kita gunakan dari hasil pemikiran para tokoh-tokoh muslim terdahulu, baik di bidang kesehatan, politik, social, budaya, keilmuan dan lain sebagainya. Hasil pemikiran mereka tidak kalah dengan apa yang dihasilkan oleh para pemikir-pemikir barat, bahkan banyak ilmuan-ilmuan barat yang justru mengambil hasil fikiran para pemikir-pemikir muslim dan dianggap menjadi hasil produk pemikiran mereka. Pada pembahasan selanjutnya, penulis akan mencoba membahsa lebih lanjut tentang sumbangan besar Islam kepada perkembangan sains dan peradaban dunia.
Ketika peradaban Islam menjadi sangat kuat dan dominan pada abad pertengahan, masyarakat Eropa cenderung meniru atau “berkiblat ke Islam”. Kini ketika giliran kebudayaan Barat yang kuat dan dominan maka proses peniruan itu juga terjadi. Terbuktu sejak kebangkitan Barat dan lemahnya keuasaan politik Islam, para ilmuan Muslim belajar berbagai disiplin ilmu termasuk Islam ke Barat dalam rangka meminjam. Hanya saja karena peradaban Islam dalam kondisi terhegemoni maka kemampuan menfilter konsep-konsep dalam meikiran dan kebudayaan Barat juga lemah.


B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah tersebut, masalah-masalah yang dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut:
  1. Apakah pengertian islam, sejarah & Peradaban?
  2. Bagaimana hubungan antara islam, sejarah & peradaban?
  3. Bagaimana islam sebagai sejarah & peradaban?
C.    Tujuan dan  Kegunaan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah:
1.    wawasan dengan  mengetahui segala sesuatu yang berkaitan dengan proses Islam sebagai Sejarah dan Peradaban, yang dapat didiskusikan untuk keutuhan makalahnya.
2.    Untuk mengetahui kendala–kendala yang dihadapi mahasiswa dalam mata kuliah Sejarah Peradaban Islam.
3.   Sebagai kewajiban mahasiswa untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A.     Pengertian Islam, Sejarah & Peradaban
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga menjelaskan kata Islam, Sejarah & Peradaban memiliki beberapa pengertian, yaitu: “Islam” adalah agama yang diajarkan oleh nabi Muhammad saw, berpedoman pada kitab suci Alqur’an yang diturunkan kedunia melalui wahyu Allah Swt, sedangkan kata “Sejarah” adalah asal-usul (keturunan) silsilah, riwayat dan kejadian peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau, dan “Peradaban” adalah kemajuan (kecerdasan kebudayaan) lahir batin, hal yang menyangkut sopan santun, budi, bahasa, dan kebudayaan pada suatu bangsa[1].
Sejarah Peradaban Islam, Kata Peradaban seringkali diberi arti yang sama dengan kebudayaan. Tetapi dalam Bahasa Inggris terdapat perbedaan pengertian antara kedua istilah tersebut. Istilah Civilization untuk peradaban dan Culture untuk kebudayaan. Demikian pula dalam Bahasa Arab dibedakan antara kata Tsaqafah (kebudayaan), kata Hadharah (kemajuan), dan Tamaddun (peradaban).
Sejarah Peradaban Islam Menurut A.A. Fyzee, peradaban (civilization) dapat diartikan dalam hubungannya dengan kewarganegaraan karena berasal dari kata civies (Latin) atau civil (Inggris) yang berarti seorang warganegara yang berkemajuan. Dalam hal ini peradaban diartikan dalam dua cara:
* Proses menjadi berkeadaban, dan
* Suatu masyarakat manusia yang sudah berkembang atau maju.
Suatu peradaban ditunjukkan dalam gejala-gejala lahir, misalnya. Memiliki kota-kota besar, masyarakat telah memiliki keahlian di dalam industri (pertanian, pertambangan, pembangunan, pengangkutan dsb), memiliki tertib politik dan kekuasaan, dan terdidik dalam kesenian yang indah-indah.
Adapun kebudayaan diartikan bersifat sosiologis di satu sisi dan antropologis di sisi lain. Istilah kebudayaan (culture) pada dasarnya diartikan sebagai cara mengerjakan tanah, memelihara tumbuh-tumbuhan, diartikan pula melatih jiwa dan raga manusia. Dalam latihan ini memerlukan proses dan mengembangkan cipta, karsa, dan rasa manusia. Maka culture adalah civilization dalam arti perkembangan jiwa.
Peradaban Islam memiliki tiga pengertian yang berbeda. Pertama, kemajuan dan tingkat kecerdasan akal yang dihasilkan dalam suatu periode kekuasaan Islam mulai dari periode Nabi Muhammad Saw. sampai perkembangan kekuasaan sekarang; kedua, hasil-hasil yang dicapai oleh umat Islam dalam lapangan kesusastraan, ilmu pengetahuan dan kesenian; ketiga, kemajuan politik atau kekuasaan Islam yang berperan melindungi pandangan hidup Islam terutama dalam hubungannya dengan ibadah-ibadah, penggunaan bahasa, dan kebiasaan hidup kemasyarakatan.
Peradaban Islam adalah terjemahan dari kata arab al-Hadharah al Islamiyyah. Kata arab ini sering juga diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan kebudayaan islam. “Kebudayaan” dalam bahasa arab adalah al-tsaqafah. Di Indonesia, sebagaimana juga di Arab dan Barat , masih banyak orang yang mensinonimkan dua kata “kebudayaan” (Arab, al-tsaqafah; Inggris, Culture) dan “Peradaban” (Arab, al-hadharah; inggris, civilization). Dalam perkembangan ilmu antropologi sekarang, kedua istilah dibedakan. Kebudayaan adalah bentuk ungkapan tentang semangat mendalam suatu masyarakat. Sedangkan manifestasi-manifestasi kemajuan mekanis dan teknologis lebih berkaitan dengan peradaban. Kalau kebudayaan lebih banyak direfleksikan dalam seni, sastra, religi (agama) dan moral, maka peradaban terefleksi dalam politik, ekonomi, dan teknologi[2].
Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan paling tidak mempunyai tiga wujud.
1.Wujud Ideal, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan-peraturan dan lain-lain.
2.Wujud Kelakuan, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat.
3.Wujud Benda, yaitu wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya[3]. Sedangkan istilah peradaban biasanya dipakai untuk bagian-bagian dan unsur-unsur dari kebudayaan yang halus dan indah.
Dalam definisi peradaban yang di maksud disini yakni Islam yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw yang telah membawa bangsa Arab yang semula terbelakang, bodoh, tidak terkenal, dan diabaikan oleh bangsa-bangsa lain, menjadi bangsa yang maju, dan cepat mengembangkan dunia, membina satu kebudayaan dan peradaban yang sangat penting artinya dalam sejarah manusia hingga sekarang. Dengan demikian jelaslah bahwa kedatangan Islam mempunyai makna kemanusiaan yang tinggi, cita-cita dan semangat Islam adalah peneguhan kemanusiaan, memperteguh kesetiaan manusia terhadap tugas dan kewajibannya sebagai wakil Allah di muka bumi.
Menurut H.A.R. Gibb di dalam bukunya Whiter Islam menyatakan, “Islam is indeed much more than a system of theology, it is a complete civilization” (Islam sesungguhnya lebih dari sekedar agama, Ia adalah sebuah peradaban yang sempurna). Karena yang menjadi pokok kekuatan dan sebab timbulnya kebudayaan adalah agama Islam, kebudayaan yang ditimbulkannya dinamakan kebudayaan atau peradaban Islam[4].
Landasan “peradaban islam” adalah “kebudayaan Islam” terutama wujud idealnya, sementara landasan “Kebudayaan Islam” adalah agama. Jadi, dalam Islam, tidak seperti pada masyarakat yang kebudayaan menganut agama “bumi” (non-samawi), agama bukanlah kebudayaan tetapi dapat melahirkan kebudayaan. Kalau kebudayaan merupakan hasil cipta, rasa, dan karsa manusia, maka agama Islam adalah wahyu dari Tuhan.
Dengan mengambil tema “peradaban”, tidak berarti bahwa masalah-masalah yang menyangkut “kebudayaan” Islam menjadi tidak penting dalam studi islam, karena ia merupakan landasannya. Akan tetapi, meskipun tidak seluruhnya dibahas secara historis, semuanya tercakup dalam
Banyak penulis Barat yang mengidentikkan “kebudayaan” dan “peradaban” Islam dengan “kebudayaan” dan “peradaban” arab. Untuk masa klasik, pendapat itu mungkin dapat dibenarkan, meskipun sebenarnya antara “Arab” dan “Islam” tetap bisa dibedakan. Karena, pada masa itu pusat pemerintahan hanya satu dan untuk beberapa abad sangat kuat.
B. Sejarah Peradaban Islam
Ketika nabi Murhammad SAW lahir (570 M), Mekah adalah sebuah kota yang sangat penting dan dan terkenal di antara kota-kota di negeri Arab, baik karena tradisinya maupun karena letaknya, Nabi adalah anggota Bani Hasyim, suatu kabilah yang kurang berkuasa dalam suku Quraisy lahir dari keluarga terhormat yang relative miskin Ayahnya bernama Abdullah anak Abdul Muthalib, seorang kepala suku Quraisy yang besar pengaruhnya. Ibunya adalah Aminah binti Wahab dari Bani Zuhrah. Tahun kelahiran Nabi dikenal dengan nama tahun gajah (570 M). dinamakan demian karena pada tahun itu pasukan Abrahah, gubernur kerajaan Habsyi (Ethiopia), dengan menunggang gajah menyerbu mekah untuk menghancurkan Ka’bah.
Dalam usia muda Muhammad hidup sebagai penggembala kambing keluarganya dan kambing penduduk Mekah. Melalui kegiatan pengembalaan ini dia menemukan tempat untuk berfikir dan merenung dalam suasana demikian, dia ingin melihat sesuatu dibalik semuanya, pada usia yang ke 25, Muhammad berangkat ke Syiria membawa barang dagangan saudagar wanita kaya raya dan janda, Khadijah. Dalam perdagangan ini, Muhammad memperoleh laba yang besar Khadijah kemudian melamarnya menjelang usianya yang ke 40, dia sudah terlalu biasa memisahkan diri dari kegalauan masyarakat, berkontemplasi ke gua Hira. Pada tanggal 17 Ramadhan tahun 611 M, Malaikat Jibril muncul di hadapannya, menyampaikan wahyu Allah yang pertama dengan turunnya perintah berdakwah pertama-tama, beliau melakukannya secara diam-diam di lingkungan sendiri dan di kalangan rekan-rekannya. Karena itulah, orang yang pertama kali menerima dakwahnya adalah keluarga dan sahabat dekatnya. Mula-mula istrinya sendiri, Khadijah, kemudian saudara sepupunya Ali bin Abi Thalib yang baru berumur 10 tahun. Kemudian Abu Bakar, sahabat karibnya sejak masa kanak-kanak. Lalu Zaid, bekas budak yang telah menjadi anak angkatnya. Ummu Aiman, pengasuh Nabi sejak ibunya Aminah masih hidup, juga termasuk orang yang pertama masuk Islam.
Pembentukan negara Madinah setelah tiba dan diterima penduduk Yastrib (Madinah), Nabi resmi menjadi pemimpin penduduk kota itu. Babak baru dalam sejarah Islam pun dimulai. Berbeda dengan periode Mekah, pada periode Madinah, islam merupakan kekuatan politik. Ajaran Islam yang berkenaan dengan kehidupan masyarakat banyak turun di Madinah. Nabi Muhammad mempunyai kedudukan, bukan saja sebagai kepala agama, tetapi juga sebagai kepala negara. Dengan kata lain, dalam diri nabi terkumpul dua kekuasaan, kekuasaan spiritual dan kekuasaan duniawi. Kedudukannya sebagai rasul secara otomatis merupakan kepala negara.
Dalam kesempatan menunaikan ibadah haji yang terakhir, haji wada’, tahun 10 H (631 M), Nabi Muhammad menyampaikan khotbahnya yang sangat bersejarah. Isi kotbah ini merupakan prinsip-prinsip yang mendasari gerakan islam, selanjutnya prinsip-prinsip itu bila disimpulkan adalah kemanusiaan, persamaan, keadilan sosial, keadilan ekonomi, kebajikan dan solidaritas. Dari perjalanan sejarah Nabi ini, dapat disimpulkan bahwa Nabi Muhammad saw, disamping sebagai pemimpin agama, juga seorang negarawan, pemimpin politik dan administrasi yang cakap. Hanya dalam waktu sebelas tahun menjadi pemimpin politik, beliau berhasil menundukkan seluruh jazirah Arab ke dalam kekuasaannya.
Secara umum Sejarah Islam setelah meninggalnya Nabi Muhammad telah berkembang secara luas di seluruh dunia. Bani Umayyah, Bani Abbasiyah, dan Kesultanan Utsmaniyah boleh dikatakan penyambung kekuatan Islam setelah pemerintahan Khulafaur Rasyidin, dan adapun rentetan singkat Sejarah Peradaban Islam yaitu:
Khulafaur Rasyidin
  • 632 M - Wafatnya Nabi Muhammad dan Abu Bakar diangkat menjadi khalifah. Usamah bin Zaid memimpin ekspedisi ke Syria. Perang terhadap orang yang murtad yaitu Bani Tamim dan Musailamah al-Kadzab.
  • 633 M - Pengumpulan Al Quran dimulai.
  • 634 M - Wafatnya Abu Bakar. Umar bin Khatab diangkat menjadi khalifah. Penaklukan Damaskus.
  • 636 M - Peperangan di Ajnadin atas tentara Romawi sehingga Syria, Mesopotamia, dan Palestina dapat ditaklukkan. Peperangan dan penaklukan Kadisia atas tentara Persia.
  • 638 M - Penaklukan Baitulmaqdis oleh tentara Islam. Peperangan dan penkalukan Jalula atas Persia.
  • 639 M - Penaklukan Madain, kerajaan Persia.
  • 640 M - Kerajaan Islam Madinah mulai membuat mata uang Islam. Tentara Islam megepung kota Alfarma, Mesir dan menaklukkannya.
  • 641 M - Penaklukan Mesir
  • 642 M - Penaklukan Nahawand, kerajaan Persia dan Penaklukan Persia secara keseluruhan.
  • 644 M - Umar bin Khatab mati syahid akibat dibunuh. Utsman bin Affan menjadi khalifah.
  • 645 M - Cyprus ditaklukkan.
  • 646 M - Penyerangan Byzantium di kota Iskandariyah Mesir.
  • 647 M - Angkatan Tentara Laut Islam didirikan & diketuai oleh Muawiyah Abu Sufyan. Perang di laut melawan angkatan laut Byzantium.
  • 648 M - Pemberontakan menentang pemerintahan Utsman bin Affan.
  • 656 M - Utsman mati akibat dibunuh. Ali bin Abi Talib dilantik menjadi khalifah. Terjadinya Perang Jamal.
  • 657 M - Ali bin Abi Thalib memindahkan pusat pemerintahan dari Madinah ke Kufah. Perang Shifin meletus.
  • 659 M - Ali bin Abi Thalib menyerang kembali Hijaz dan Yaman dari Muawiyah. Muawiyah menyatakan dirinya sebagai khalifah Damaskus.
  • 661 M - Ali bin Abi Thalib mati dibunuh. Pemerintahan Khulafaur Rasyidin berakhir. Hasan (Cucu Nabi Muhammad) kemudian diangkat sebagai Khalifah ke-5 Umat Islam menggantikan Ali bin Abi Thalib.
  • 661 M - Setelah sekitar 6 bulan Khalifah Hasan memerintah, 2 kelompok besar pasukan Islam yaitu Pasukan Khalifah Hasan di Kufah dan pasukan Muawiyah di Damsyik telah siap untuk memulai suatu pertempuran besar. Ketika pertempuran akan pecah, Muawiyah kemudian menawarkan rancangan perdamaian kepada Khalifah Hasan yang kemudian dengan pertimbangan persatuan Umat Islam, rancangan perdamaian Muawiyah ini diterima secara bersyarat oleh Khalifah Hasan dan kekhalifahan diserahkan oleh Khalifah Hasan kepada Muawiyah. Tahun itu kemudian dikenal dengan nama Tahun Perdamaian/Persatuan Umat (Aam Jamaah) dalam sejarah Umat Islam. Sejak saat itu Muawiyah menjadi Khalifah Umat Islam yang kemudian dilanjutkan dengan sistem Kerajaan Islam yang pertama yaitu pergantian pemimpin (Raja Islam) yang dilakukan secara turun temurun (Daulah Umayyah) dari Daulah Umayyah ini kemudian berlanjut kepada Kerajaan-Kerajaan Islam selanjutnya seperti Daulah Abbasiyah, Fatimiyyah, Usmaniyah dan lain-lain.
Kerajaan Bani Ummaiyyah
  • 661 M - Muawiyah menjadi khalifah dan mndirikan Kerajaan Bani Ummaiyyah.
  • 669 M - Persiapan perang melawan Konstantinopel
  • 670 M - Penaklukan Kabul.
  • 677 M - Penyerangan Konstantinopel yang pertama namun gagal.
  • 679 M-Penyerangan Konstantinopel yang kedua namun gagal karena Muawiyah meninggal di tahun 680.
  • 680 M - Kematian Muawiyah. Yazid I menaiki tahta. Peristiwa pembunuhan Husain bin Ali di Karbala.
  • 685 M - Khalifah Abdul Malik menjadikan Bahasa Arab sebagai bahasa resmi kerajaan.
  • 700 M - Tentara Islam melawan kaum Barbar di Afrika Utara.
  • 711 M - Penaklukan Sepanyol, Sind, dan Transoxiana.
  • 712 M - Tentara Bani Ummayyah ke Spanyol, Sind, dan Transoxiana.
  • 713 M - Penaklukan Multan.
  • 716 M - Serangan kepada Konstantinopel.
  • 717 M - Umar bin Abdul Aziz menjadi khalifah. Pembaharuan yang hebat dijalankan.
  • 725 M - Tentara Islam melawan Nimes di Perancis.
  • 749 M - Kekalahan tentera Ummayyah di Kufah, Iraq ditangan tentara Abbasiyyah.
  • 750 M - Damaskus ditaklukkan oleh tentera Abbasiyyah. Runtuhnya Kerajaan Bani Ummaiyyah.
Kerajaan Bani Abbasiyyah
·          1236 M - Pasukan Kristen menaklukkan Cordoba (di Spanyol).
  • 1258 M - Pasukan Mongol menyerang dan memusnahkan Baghdad. Ribuan penduduk terbunuh. Runtuhnya Baghdad. Tamatnya pemerintahan Kerajaan Bani Abbasiyyah-Seljuk.
  • 1260 M - Kebangkitan Islam. Kerajaan Bani Mamluk di Mesir (merupakan pertahanan Islam yang ketiga terakhir setelah Makkah & Madinah) pimpinan Sultan Saifuddin Muzaffar Al-Qutuz mengalahkan pasukan Mongol di dalam pertempuran di Ain Jalut.
Setelah khilafah Abbasiyah di Baghdad runtuh akibat serangan tentara Mongol, kekuatan politik Islam mengalami kemunduran secara drastis. Wilayah kekuasaannya tercabik-cabik dalam beberapa kerajaan kecil yang satu sama lain bahkan saling memerangi . beberapa peninggalan budaya dan peradaban Islam banyak yang hancur akibat serangan bangsa mongol itu. Namun, kemalangan tidak berhenti sampai disitu. Timur Lenk, sebagaimana telah disebut, menghancurkan pusat-pusat kekuasaan Islam yang lain.
Keadaan politik umat Islam secara keseluruhan baru mengalami kemajuan kembali setelah muncul dan berkembangnya tiga kerajaan besar: Usmani di Turki, Mughal di India, dan Safawi di Persia. Kerajaan Usmani, di samping yang pertama berdiri, juga yang terbesar dan paling lama bertahan dibanding dua kerajaan yang lainnya.
Kerajaan Usmani di Turki
Pendiri kerajaan ini adalah bangsa Turki dari kabilah Oghuz yang mendiami daerah Mongol dan daerah utara negeri Cina. Dalam jangka waktu kira-kira tiga abad, mereka pindah ke Turkistan kemudian Persia dan Irak. Mereka masuk Islam sekitar abad kesembilan atau kesepuluh, ketika mereka menetap di Asia Tengah. Di bawah tekanan serangan-serangan Mongol pada abad ke 13 M, mereka melarikan diri ke daerah barat dan mencari tempat pengungsian di tengah-tengah saudara-saudara mereka, orang-orang Turki seljuk, di dataran tinggi Asia kecil. Di sana dibawah pimpinan Ertoghrul, mereka mengabdikan diri kepada Sultan Alauddin II.
Dapat mengalahkan Bizantium dan menaklukkan Konstantinopel pada tahun 1453 M di bawah pimpinan Sulthan Muhammad Al-Fatih, dengan terbukanya Konstantinopel sebagai benteng pertahanan terkuat kerajaan Bizantium, lebih mudahlah arus ekspansi Turki Usmani ke Benua Eropa
Setelah Sultan Sulaiman meninggal dunia, terjadilah perebutan kekuasaan antara putra-putranya, yang menyebabkan Kerajaan Turki Usmani mundur. Akan tetapi, meskipun terus mengalami kemunduran, kerajaan ini untuk masa beberapa abad masih di pandang sebagai negara yang kuat, terutama dalam bidang militer,l kerajaan ini memang masih bertahan lima abad lagi setelah itu.
Kerajaan Safawi di Persia
Ketika kerajaan Usmani sudah mencapai puncak kemajuannya, karena Safawi di persia baru berdiri. Kerajaan ini berkembang dengan cepat. Dalam perkembangannya, kerajaan Safawi sering bentrok dengan Turki Usmani.
Berbeda dari dua kerajaan besar Islam lainnya (Usmani dan Mughal), kerajaan Safawi menyatakan Syi’ah sebagai Mazhab negara. Karena itu, kerajaan ini dapat dianggap sebagai peletak pertama dasar terbentuknya negara Iran dewasa ini.
Masa kekuasaan Abbas I merupakan puncak kejayaan Kerajaan Safawi. Secara politik ia mampu mengatasi berbagai kemelut di dalam negeri yang mengganggu stabilitas negara dan berhasil merebut kembali wilayah-wilayah yang pernah direbut oleh kerajaan lain pada masa raja-raja sebelumnya.
            Demikianlah puncak kemajuan yang dicapai oleh kerajaan Safawi, setelah itu kerajaan ini mulai mengalami gerak menurun. Kemajuan yang dicapainya membuat kerajaan ini menjadi salah satu dari tiga kerajaan besar islam yang disegani oleh lawan-lawannya , terutama dalam bidang politik dan militer walaupun tidak setaraf dengan kemajuan Islam dimasa klasik, kerajaan ini telah memberikan konstribusinya mengisi peradaban Islam melalui kemajuan-kemajuan dalam bidang ekonomi, ilmu pengetahuan, peninggalan seni, dan gedung-gedung sejarah.
Kerajaaan Mughal di India
Kerajaan mughal berdiri seperempat abad sesudah berdirinya kerajaan safawi. Jadi, diantara tiga kerajaan besar Islam tersebut, kerajaan inilah yang termuda. Kerajaan Mughal bukanlah kerajaan islam yang pertama di anak benua India. Awal kekuasaan islam di wilayah India terjadi pada masa Khalifah Al-Walid, dari Dinasti Bani Umayyah. Penaklukkan wilayah ini dilakukan oleh tentara Bani Umayyah di bawah pimpinan Muhammad ibn Qasim.
Pasa fase desintegrasi, dinasti Ghaznawi mengembangkan kekuasaannya di India di bawah pimpinan Sultan Mahmud dan pada tahun 1020 M, ia berhasil menaklukkan hampir semua kerajaan Hindu di wilayah ini, sekaligus mengislamkan sebagian masyarakatnya. Setelah dinasti Ghaznawi hancur, muncul dinasti-dinasti kecil seperti Mamluk (1206-1290 M), Khalji (1296-1316 M), Tuglug (1329-1412 M) dan dinasti lain-lain.
Kerajaan Mughal di India dengan Delhi sebagai ibukota, didirikan oleh Zahiruddin Babur (1482-1530 M), salah satu dari cucu Timur Lenk. Ayahnya bernama Umar Mirza, penguasa Ferghana. Babur mewarisi daerah Ferghana dari orang tuanya ketika ia masih berusia 11 tahun. Ia berambisi dan bertekad akan menaklukkan Samarkand yang menjadi kota penting di Asia Tengah pada masa itu. Pada mulanya ia mengalami kekalahan tetapi karena mendapat bantuan dari Raja Safawi, Ismail I, akhirnya ia berhasil menaklukkan Samarkand tahun 1494 M. pada tahun 1504 M ia menduduki kabul, ibukota Afghanistan.
Kemajuan Eropa (Barat)
Bersamaan waktunya dengan kemunduran tiga kerajaan Islam di periode pertengahan sejarah Islam, Eropa Barat (biasa disebut dengan “Barat” saja) sedang mengalami kemajuan dengan pesat. Hal ini berbanding terbalik dengan masa klasik sejarah Islam. Ketika itu, peradaban Islam dapat dikatakan paling maju, memancarkan sinarnya ke seluruh dunia, smentara Eropa sedang berada dalam kebodohan dan keterbelakangan.
Kemajuan eropa (Barat) memang bersumber dari Khazanah ilmu pengetahuan dan metode berfikir Islam yang rasional. Di antara saluran masuknya peradaban Islam ke Eropa itu adalah perang salib, Sicilia, dan yang terpenting adalah Spanyol Islam. Ketika Islam megalami kejayaan di Spanyol, banyak orang Eropa yang datang belajar kesana, kemudian menerjemahkan karya-karya ilmiah umat Islam. Hal ini dimulai sejak abad ke- 12 M. setelah mereka pulang ke negeri masing-masing , mereka mendirikan Universitas dengan meniru pola Islam dan mengajarkan ilmu-ilmu yang dipelajari di universitas-universitas islam itu. Dalam perkembangan selanjutnya, keadaan ini melahirkan Renaissance, Reformasi,dan Rasionalisme di Eropa.
Gerakan-gerkan Renaissance melahirkan perubahan-perubahan besar dalam sejarah dunia. Abad ke 16 dan 17 M merupakan abad yang paling penting bagi eropa, sementara pada akhir abad ke-17 itu pula dunia Islam mulai mengalami kemunduran, dengan lahirnya renaissance, Eropa bangkit kembali untuk mengejar ketinggalan mereka pada masa kebodohan dan kgelapan. Mereka menyelidiki rahasia alam, menaklukkan lautan dan menjelajahi benua yang sebelumnya masih diliputi kegelapan. Banyak penemuan-penemuan dalam segala lapangan ilmu pengetahuan dan kehidupan yang mereka peroleh. Cristoper Colombus pada tahun 1492 M menemukan benua Amerika dan Vasco da Gama tahun 1498 M menemukan jalan ke timur melalui Tanjung Harapan. Dengan dua temuan ini, Eropa memperoleh kemajuan dalam dunia perdagangan, karena tidak bergantung lagi kepada jalur lama yang dikuasai umat islam.
Benturan-benturan antara kerajaan Islam dan kekuatan Eropa itu menyadarkan umat Islam bahwa mereka memang sudah jauh tertinggal dari Eropa. Kesadaran itulah yang menyebabkan umat islam di masa modern terpaksa harus banyak belajar dari eropa. Perimbangna kekuatan antara umat Islam dan Eropa berubah dengan cepat. Di antara kemajuan Eropa dan kemunduran Islam tebentang jurang yang sngat lebar dan dalam, dalam perkembangan berikutnya, daerah-daerah Islam hampir seluruhnya berada di bawah kekuasaan bangsa Eropa.
C. Islam Sebagai Sejarah & Peradaban
Sejarah adalah pengetahuan tentang kejadian, keadaan dan peristiwa yang dialami manusia di waktu lampau dan kaitannya dalam masa kini. Jika dihubungkan dengan Islam pada awal diturunkan sampai dewasa ini. Bahkan lebih dari itu sejarah umat-umat terdahulu juga menjadi obyek kajian islam terbukti dengan ditemukannya sejumlah kisah umat terdahulu dalam Alquran[5].
Islam disamping berdimensi aqidah, syari'ah dan akhlak, juga ternyata ada bagian Islam sebagai produk sejarah teologi Khawarij dan aliran teologi lain merupakan produk sejarah, konsep Khulafaur Rasyidin, seluruh bangunan sejarah Islam klasik, tengah dan modern adalah produk sejarah.
Dengan demikian, proses Islamisasi mulai dari awal diturunkannya sampai sekarang dan bahkan hingga waktu yang tidak diketahui, sarat dengan kajian kesejarahan. Sejarah masa lampau perlu dikedepankan sebagai bahan komparatif atas peristiwa yang terjadi sekarang.
Pendekatan yang diperlukan untuk Islam sebagai kajian sejarah dimana menekankan kepada proses terjadinya sesuatu perilaku manusia dalam masyarakat. Proses ini menjelaskan awal kejadian dan faktor-faktor yang ikut berperan dalam proses tersebut. Dengan cara demikian, seorang muslim selain memiliki wawasan yang menyeluruh dan integral tentang ajaran Islam, juga dapat mengembangkannya dengan pemahaman Islam, yang diharapkan akan mampu merespon berbagai masalah aktual yang dihadapi dalam kehidupan.
Islam yang diturunkan sebagai agama (din), sebenarnya juga membawa konsep peradaban di dalamnya. Sebab kata din itu sendiri membawa makna keberhutangan, susunan kekuasaan, struktur hukum, dan kecenderungan manusia untuk membentuk masyarakat yang menaati hukum dan mencari pemerintah yang adil Artinya, dalam istilah din itu tersembunyi suatu sistem kehidupan. Oleh sebab itu ketika din (agama) Allah yang bernama Islam itu telah disempurnakan dan dilaksanakan di suatu tempat, maka tempat itu diberi nama Madinah. Dari akar kata din dan Madinah ini lalu dibentuk akar kata baru madana, yang berarti membangun, mendirikan kota, memajukan, memurnikan dan memartabatkan.
Dari akar kata madana lahirlah kata benda tamaddun yang secara literal berarti peradaban (civilization) yang berarti juga kota berlandaskan kebudayaan (city base culture) atau kebudayaan kota (culture of the city). Di Iran orang dengan sedikit berbeda menggunakan istilah tamaddon dan madaniyat. Namun orang-orang di Turki menggunakan istilah medeniyet dan medeniyeti. Orang-orang Arab sendiri pada masa sekarang ini menggunakan kata haÌrah untuk peradaban, namun kata tersebut tidak banyak diterima umat Islam non-Arab yang kebanyakan lebih menyukai istilah tamaddun.
Biasanya, kebanyakan orang memahami tamaddun (peradaban) melalui bukti-bukti fisik, sehingga peradaban sering dinisbatkan kepada bangunan masjid-masjid, candi-candi, gedung-gedung, dsb. Namun, mereka lupa bahwa bangunan tersebut tidak akan pernah ada tanpa pikiran, kepercayaan, agama, ideologi dan yang terpenting adalah ilmu pengetahuan di balik itu semua. Jadi peradaban,kebudayaan dan sejarah tidak dapat diukur dari kemajuan fisik saja. Pemahaman  yang sama juga digunakan untuk melihat bangunan peradaban Islam. Peradaban Islam  itu sangat komplek dan cakupannya seluas kehidupan itu sendiri. Sebab Islam adalah agama yang mengajarkan prinsip-prinsip kehidupan yang bersifat menyeluruh. Secara konseptual peradaban Islam merupakan gambaran integral bagaimana keimanan atau keyakinan dalam Islam yang rasional dan berdimensi ilmu itu memancarkan ilmu pengetahuan dan mengejawantah dalam bentuk amal-amal. Hal ini tentu saja bukan omong kosong karena tercatat begitu jelas dalam sejarah Islam yang panjang.
Para sarjana Muslim kontemporer umumnya menerima pendapat bahwa agama adalah asas peradaban. Sayyid Qutb menyatakan bahwa keimanan adalah sumber peradaban. Meskipun dalam paradaban Islam struktur organisasi dan bentuknya secara material berbeda-beda, namun prinsip-prinsip dan nilai-nilai asasinya adalah satu dan permanen. Prinsip-prinsip itu adalah ketaqwaan kepada Tuhan (taqwa), keyakinan kepada keesaan Tuhan (tauhid), supremasi kemanusiaan di atas segala sesuatu yang bersifat material, pengembangan nilai-nilai kemanusiaan dan penjagaan dari keinginan hewani, penghormatan terhadap keluarga, menyadari fungsinya sebagai khalifah Allah di Bumi berdasarkan petunjuk dan perintahNya (syariat). Sejalan dengan Sayyid Qutb, Syeikh Muhammad Abduh menekankan bahwa agama atau keyakinan adalah asas segala peradaban. Bangsa-bangsa purbakala seperti Yunani, Mesir, India, dll, membangun peradaban mereka dari sebuah agama, keyakinan atau kepercayaan. Arnold Toynbee juga mengakui bahwa kekuatan spiritual (batiniyah) adalah kekuatan yang memungkinkan seseorang melahirkan manifestasi lahiriyah (outward manifestation) yang kemudian disebut sebagai peradaban itu.
Dalam penegasan keislaman itu sendiri, Allah swt berfirman:
Departemen Agama RI. 2005. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Bandung: Penerbit Jumanatul Ali-art.
Sesungguhnya agama yang paling mulia disisi Allah adalah Islam
Jika agama atau kepercayaan merupakan asas peradaban, dan jika agama serta kepercayaan itu membentuk cara pandang seseorang terhadap sesuatu yang pada gilirannya dapat mempengaruhi tindakan nyatanya atau manifestasi lahiriyahnya, maka berarti ini sejalan dengan teori modern bahwa pandangan hidup (worldview) merupakan asas bagi setiap peradaban dunia.
Industri, Pertanian, dan Perdagangan pada Masa Keemasan Islam
Pemerintahan kerajaan Islam yang berlangsung mulai dari pertengahan 600 hingga pertengahan 1200, mencapai masa keemasan antara tahun 900-1100 M. agama dan pemerintah pada masa ini tidak dapat dipisahkan. Khalifah adalah pemimpin agama dan pemerintahan sekaligus. Qu’ran menjadi landasan dasar dari keduanya. Pertanian dan industri tumbuh subur menjadikan kerajaan Islam sebagai kerajaan termakmur dalam sejarah. Tentara Islam yang menaklukkan suatu wilayah tidak merusak peradaban yang sudah tumbuh di wilayah tersebut, tapi justru mengembangkannya. Seperti halnya yang terjadi di Persia dan Byzantium yang sudah memiliki perencanaan kota yang baik, pasar, kerajinan tangan, dan pertanian, dijaga dengan baik oleh bangsa Arab. Mereka juga menerjemahkan karya-karya Romawi, Yunani, Persia, dan India ke dalam bahasa Arab. Semua hukum dan surat-menyurat resmipun menggunakan bahasa Arab meskipun di wilayah yang sebagian besar penduduknya berbicara bahasa Persia atau Yunani. Lebih dari itu, mereka yang memeluk Islam, secara otomatis belajar bahasaa Arab untuk bisa mengerjakan shalat dan membaca al-Qur’an. Hasilnya, bahasa Arab dengan cepat diadapsi oleh seluruh penduduk yang hidup di Afrika Utara dan Timur Tengah sebagai bahasa daerah atau bahasa percakapan sehari-hari. Penyebaran bahasa Arab ini merupakan salah satu kontribusi terbesar Arab untuk kemajuan peradaban Islam. Pertukaran budaya juga berlangsung begitu dahsyat. Umat Islam dengan berbagai latar budayanya memberikan kontribusi positif untuk membangun peradaban Islam. Mereka itu adalah non-Arab dan non muslim. Orang Mesir, Persia, Turki, Yahudi, Syria, Kristen, Yunani, Armenia, India, Barbar dan bangsa Afrika lainnya memberikan ide, gagasan, dan budaya masing-masing di dunia Islam. Masa pemerintahan kekhalifahan Umayyah dan ‘Abbasiah adalah masa yang damai sehingga memungkinkan umat Islam untuk mengembangkan pertanian dan perdagangan dengan tanpa penghalang. Para khalifah membangun proyek irigasi yang sangat besar di Mesir, Mesopotamia, dan Persia. Kemudian juga mengembangkan sains dalam bidang pertanian terutama penggunaan pupuk. Gandum dan padi-padian lain tumbuh subur di Mesir. Kapas dan tebu dikembangkan di Afrika Utara. Buah-buahan, minyak zaitun, dan anggru diproduksi di Spanyol. Sementara itu, industri berkembang di pusat-pusat kota. Baghdad tercatat sebagai pusat industri barang pecah-belah, perhiasan, sutra, dan barang-barang mewah. Kordoba dikenal sebagai pusat industri kulit, Damaskus sebagai pusat industri besi, linen, katun, dsb. Persia dan Syria terkenal dengan produk karpetnya yang indah dan tahan lama. Pengrajin Arab dan Persia mempelajari industri emas, perak dan perunggu yang telah berkembang di Byzantium. Pekerja muslim dan Kristen membentuk serikat pekerja untuk memakmurkannya.
Dalam dunia bisnis, umat Islam menganggap berdagang sebagai profesi yang mulia. Karena pada masa pemerintahan kerajaan Islam, perdagangan merupakan bisnis terbesar melebihi industri atau pertanian. Selama pemerintahan Islam, tidak ada perdagangan yang dibatasi seperti pajak, kewajiban bagi importir,  atau batasan antar wilayah. Istilah-istilah bisnis seperti tariff, traffic, check, bazaar, dan caravan datang dari bahasa Arab. Sistem perbankan yang kompleks di dunia Islam sudah dikembangkan tiga abad sebelum di Eropa barat. Bank sentral memiliki cabang di kota-kota. Perdagangan yang tumbuh subur menembus batas-batas wilayah Negara Islam. Cina, India, Eropa, Rusia, Afrika Barat, tengah dan Timur, semuanya merupakan partner dari kekhalifahan Islam dalam berdagang. Para pedagang muslim berani membuka rute perdagangan baru melalui Asia timur, berlayar ke India dan Cina melalui laut merah, teluk Persia, dan samudera India. Hal ini terjadi jauh sebelum pelayar Barat menempuh rute melalui Atlantik, Afrika menuju ke timur. Selama berdagang, mereka juga menyebarkan agama Islam di daerah Afrika Timur dan Barat, India, Cina, dan Asia Tenggara.
Sains dan Seni Tumbuh Subur
Sebelum datangnya Islam, bangsa Arab hanya memiliki sedikit pengetahuan tentang fisika dan ilmu-ilmu alam lainnya. Namun gairah yang besar untuk berdagang dan mengembara setelah berkuasanya Islam, menuntut mereka untuk menguasai ilmu matematika dan astronomi. Pemerintahan Dinasti Umayyah dan ‘Abbasiah sangat toleran terhadap ide-ide baru. Bahkan di antara penguasa-penguasa awal Dinasti ‘Abbasiah gencar menerjemahkan karya-karaya Yunani dan memberikan beasiswa untuk menuntut ilmu sains dan filsafat Yunani. Pada perkembangan berikutnya ilmuwan-ilmuwan Arab dan Persia juga memberikan kontribusi yang besar pada penemuan teori di bidang kedokteran, matematika, astronomi, kimia, dan fisika.

Kedokteran
Pengobatan Islam mungkin merupakan prestasi ilmuwan muslim paling terkenal. Pada saati itu, Rumah sakit yang besar biasanya berasosiasi dengan sekolah kedokteran dan dibangun di pusat kota. Ajaran Islam yang mengharuskan untuk menyayangi orang miskin dan mengasihi yang lemah, mendorong para penguasa Islam untuk memberikan pelayanan kesehatan yang memadai. Dan salah satu rumah sakit terbesar yang pernah ada adalah yang dibangun oleh Khalifah Harun Arrasyid di Baghdad pada abad 8 M. Salah satu dokter yang terkenal adalah al-Razi dari Persia yang hidup pada abad 9 M. Beliau dilahirkan di kota Rayy tapi bekerja di Baghdad. Al-Razi merupakan orang Arab pertama yang melaksanakan pengobatan dengan metode yang komprehensif.  Ia dikenang sebagai orang pertama yang membahas tentang pengobatan penyakit cacar dan campak dengan sangat akurat. Dia mengarang berbagai buku ilmiah diantaranya; a Treatise on Small-pox and Measles, The Book of Medicine Dedicated to Mansur, The Comprehensive Book of Medicine. Tabib muslim yang lain ahli dalam pengobatan mata. Pada abad 10 M, ibnu Sina melahirkan karya Canon of Medicine yang menjadi rujukan standar kedokteran Eropa hingga abad 17.

Fisika dan Kimia
Prestasi yang luar biasa juga dicapai dalam bidang fisika dan kimia. Fisikawan muslim asal Persia, al-Hazen, yang hidup pada tahun 965-1039 M menantang pandangan Yunani yang mengatakan bahwa mata mengirimkan sinar kepada objek yang dilihat. Al-Hazen mengatakan bahwa, yang benar, orang dapat melihat sebuah objek karena objek tersebut mengirimkan bayangan dari sinar kepada mata.
Terkait dengan dunia kedokteran, juga berkembang alchemy yang berasal dari bahasa Arab yang artinya ‘seni mencampur logam’. Alchemy dikembangkan dari pengetahuan Mesir klasik dan Cina. Para ahli kimia bekerja mengkombinasikan antara logam yang satu dengan lainnya untuk mendapatkan logam yang lebih kuat atau lebih indah. Kimiawan muslim berusaha untuk mengubah timah menjadi logam yang lebih berharga seperti emas. Meskipun mereka tidak berhasil, namun eksperimannya telah berhasil menyempurnakan metode analisa materi yang belakangan menjadi dasar dari ilmu kimia modern. Sebagai contoh adalah metode penyulingan dan kristalisasi yang mencakup proses meleleh, mendidih, menguap, menyaring. Mereka juga menemukan material baru seperti tawas, borax, nitric, sulfuric acids, carbonate of soda, tartar, antimony, dan arsenic.
Antropologi
Bagi banyak ilmuwan, antropologi adalah disiplin ilmu produk dari kolonialisasi Barat. Namun sebenarnya ilmu ini pertama kali berkembang di dunia Islam. Adalah Abu Raihan Muhammad Al-Baruni (973-1048) orang pertama yang berhak mendapat gelar bapak Antropologi Dunia. Beliau lahir di Khwarizm (Khiva) dan tinggal di Afrika Utara. Karyanya yang paling fenomenal terbit di India, Kitab al-Hind, atau juga dikenal dengan Investigation of India. Kitab ini ditulis selama kurang lebih 13 tahun (1017-1031) yang berisi pembahasan tentang struktur masyarakat India yang terdiri dari beberapa kasta. Dengan metode yang sangat teliti, ia berhasil menampilkan wajah peradaban India.
Astronomi dan Matematika
Dunia astronomi juga berkembang dengan pesat, karena umat Islam membutuhkan perhitungan waktu yang tepat untuk shalat, haji, dan penentuan awal bulan hijriah. Ibnu Batuta adalah pelopor pembuatan peta yang kaya akan informasi geografis. Berdasarkan pada penemuan Ptolemy dan ilmuwan Yunani lainnya, astronom Arab menemukan pengukuran yang lebih akurat tentang penghitungan tahun masehi, mengkalkulasikan gerhana, dan membuat atlas. Dalam bidang matematika, ilmuwan Arab adalah yang pertama kali menggunakan simbol x untuk mengganti bilangan yang tidak diketahui untuk menyelesaikan sebuah persamaan. Penemuan yang juga sangat penting adalah analisa geometri dan trigonometri.
Sejarah dan Sosiologi
Dalam bidang sejarah dan sosiologi, Ibnu Khaldun tampil sebagai pionir. Karya terbesarnya Kitab al-Ibar yang mendapat penghargaan tinggi dari banyak ilmuwan, berisi tentang sejarah dunia yang mencakup filsafat, logika, tentang suku-suku, matematika, iklim di dunia Arab dan lain sebagainya. Beliau merupakan ahli hukum, sejarawan, pengembara, dan negarawan handal. Teori-teori modern seperti Karl Marx’s stages of human history, Max Webber’s typology of leadership, Vilfredo Pareto’s circulation of elites, Ernest Gellner’s pendulum swing theory of Islam, dsb banyak dipengaruhi oleh teori-teori Ibnu Khaldun.
Arsitektur
Orang-orang Islam juga sangat mahir dalam dunia arsitektur. Mereka selalu mendirikan masjid, tempat tinggal, dan istana yang megah di setiap wilayah yang baru ditaklukkan. Salah satu style yang dikembangkan dalam dunia arsitektur adalah penggunaan kubah, menara, loteng, lengkungan berbentuk tapal kuda, dan penggunaan ornamen di dinding. Para penguasa muslim juga mendirikan istana dan rumah-rumah untuk masyarakat. Kota dibangun dengan indah agar masyarakat betah tinggal di dalamnya. Damaskus dan Baghdad adalah dua kota yang sangat maju dan hingga sekarang masih banyak peninggalan yang bisa dimanfaatkan. Pada abad XI di Kordova, jalan-jalan sudah dipaving dan dipasangi penerangan, rumah-rumah dilengkapi dengan air panas dan dingin yang selalu mengalir, terdapat kurang lebih 80.000 bangunan toko, 3.000 masjid, 113.000 rumah dengan populasi penduduk mencapai 500.000.
Filsafat
Filosuf Arab terbesar adalah al-Kindi. Ia bekerja di Baghdad semasa pemerintahan al-Makmun. Ia telah melahirkan 242 essai yang mencakup permasalah logika, metafisika, aritmatika, musik, astronomi, geometri, pengobatan, astrologi, psikologi, politik, dan kimia. Kebanyakan buku karangan al-Kindi telah hilang. Yang tersisa hanyalah kertas kerja tentang filsafat. Al-Kindi tidak sepakat dengan pandangan Aristotels bahwa realitas kosmos itu abadi. Dia mempertahankan doktrin penciptaan, mempercayai kebangkitan jasad, dan kevalidan wahyu Nabi Muhammad. Dia mensubordinatkan filsafat kepada Agama. Ia mendukung logika Aristotels namun menyakini bahwa filsafat harus tunduk kepada wahyu apabila keduanya bertentangan. Selain itu juga terdapat nama Al-Farabi (870-950), yang di Eropa dikenal sebagai Abunaser. Ia merupakan filosuf dari Persia yang berusaha menyatukan filsafat Yunani dan Islam, serta menerapkan filsafat pada dunia politik. Ia dilahirkan di distrik Farab (sekarang adalah daerah Kazakhstan), besar di Damaskus. Pada tahun 902-908, ia pindah ke Konstantinopel untuk belajar filsafat. Kemudian 910-920 ke Baghdad untuk mengajarkan filsafat. Dia sangat menguasai pandangan-pandangan Plato dan Aristotels. Menurutnya, urutan ilmu pengetahuan jika dirangking adalah; linguistic, logika, matematika, fisika, metafisika, politik, hukum, dan teologi. Al-Farabi berusaha mengharmonisasikan filsafat Yunani dengan teologi Islam, tapi dia mensubordinatkan wahyu kepada akal.
Filosuf lain yang tak kalah hebatnya adalah Ibnu Rusyd (1126-1198) yang lahir di Kordoba. Dalam filsafat, ia bermadzhab Aristotelian yang menganggap bahwa logika deduktif merupakan epistemology yang superior. Jika sesuatu berlawanan dengan logika aristotels maka sesuatu itu pasti tidak benar. Sebagai murid Aristotels, tujuan utama dia ada dua; ia berusaha untuk mengeluarkan pengaruh neoplatonisme dari aristotelianisme yang salah yang pernah dikemukakan oleh Ibnu Sina. Kedua, sebagai seorang muslim, ia berusaha merekonsiliasi filsafat Aristotels dengan teologi Islam.
Seperti tersaji di awal, peradaban Islam adalah peradaban yang dibangun oleh ilmu pengetahuan Islam yang dihasilkan oleh pandangan hidup Islam. Maka dari itu, pembangunan kembali peradaban Islam harus dimulai dari pembangunan ilmu pengetahuan Islam. Di Barat ide-ide para pemikir, seperti Descartes, Karl Marx, Emmanuel Kant, Hegel, John Dewey, Adam Smith dan sebagainya menjadi rujukan dan merubah pemikiran masyarakat. Demikian pula dalam sejarah peradaban Islam, pemikiran para ulama seperti Imam Syafii, Hanbali, Imam al-Ghazali, Ibn Khaldun, dan lain sebagainya mempengaruhi cara berfikir masyarakat dan bahkan kehidupan mereka. Jadi membangun peradaban Islam harus dimulai dengan membangun pemikiran umat Islam, meskipun tidak berarti kita berhenti membangun bidang-bidang lain. Artinya, pembangunan ilmu pengetahuan Islam hendaknya dijadikan prioritas bagi seluruh gerakan Islam.

BAB III
PENUTUP
A.        Kesimpulan
Setelah dipaparkan pembahasan tentang Sejarah Kebudayaan Islam, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai jawaban atas permasalahan dalam kehidupan sehari-hari, sebagai berikut:
v  Islam sebagai Sejarah & Peradaban membantu kepribadian mahasiswa agar mampu berperan sebagai agen of Canghe, Social of Contol & Moral Force.
v  Menumbuhknan kepekaan mahasiswa terhadap masalah-masalah dan kenyataan-kenyataan terjadinya kemunduran agama Islam berkenaan konsep Sejarah Peradaban Islam.
Suatu peradaban hanya akan terwujud jika manusia di dalamnya memiliki pemikiran yang tinggi sehingga mampu meningkatkan taraf kehidupannya. Suatu pemikiran tidak dapat tumbuh begitu saja tanpa sarana dan prasarana ataupun supra-struktur dan infra-struktur yang tersedia. Dalam hal ini pendidikan merupakan sarana penting bagi tumbuhnya pemikiran, namun yang lebih mendasar lagi dari pemikiran adalah struktur ilmu pengetahuan yang berasal dari pandangan hidup.Islam menyajikan sistem tolong menolong antar umat dalam lapangan politik, perekonomian, kehidupan sosial, bahkan sistem perdamaian. Islamlah yang mencetuskan sistem perjanjian, konsulat, suaka politik, dan dakwah. Kerja sama dan kontak ekonomi dibolehkan dengan pihak lain, seperti Yahudi, Persia dan Romawi.

B.        Saran
Diharapkan setelah mengetahui pembahasan tentang Islam sebagai Sejarah dan Peradaban dalam makalah ini, mahasiswa dapat melaksanakan. Berkenaan dalam kehidupan secara umum untuk menarik minat menghidupkan kembali berinteraksi dalam kehidupan yang sudah mulai hilang yang berlandaskan keagamaan dalam kehidupan bermasyarakat.

DAFTAR  PUSTAKA 
Departemen Agama RI. 2005. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Bandung: Penerbit Jumanatul Ali-art.
 Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke III. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.
Madjid, Nurcholish.2008. Islam Agama Peradaban. Jakarta: Penerbit Paramadina.
Mutahhari, Murtadha. 1995.  Masyarakat dan Sejarah. Bandung: Penerbit Mizan.
Yatim, Badri. 2008. Seajarah Peradaban Islam. Jakarta: Penerbit PT Raja Grafindo Persada.
Yunus, Abd Rahim. 2011. Kajian Historiografi Islam (dalam sejarah periode klassik). Makassar: Penerbit Alauddin University Press.




[1] Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus  Besar bahasa Indonesia (Edisi ke III. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama), hal. 444,1011, dan 6.    
[2] Effat al-Sharqawi, Filsafat kebudayaan Islam, (Bandung: Penerbit Pustaka, 1986,hal. 5.
[3] Koentjaningrat, Kebudayaan, Mentalitas, dan Pembangunan, (Jakarta: Gramedia, 1985), hal. 5.
[4] M. Natsir, Capita Selecta, (bandung: N. V. Penerbitan W. Van Hoeve, tanpa tahun), hal. 4.
[5] Murtadha Mutahhari, Masyarakat dan Sejarah (Bandung: Mizan, 1995), hal. 65.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar