Minggu 4 Maret
2012 saya menyempatkan diri bersama teman-teman ke studio 21 Mp untuk menonton
film Negeri 5 Menara. Film yang cukup
menguggah hati dan mengingatkan saya kembali pada kenanganku dimasa-masa pesantren,
tapi saya tidak akan membahas tentang film ini karena kita semua tahu tentang ceritanya.
Pondok Pesantren Salafiyah
Parappe. Yah, itulah nama dari pesanterenku yang berlokasi di Desa Parappe, Kec.
Campalagian, Kab. Polman, Sulawesi Barat. Lokasinya yang cukup jauh dari halaman
tempat tinggalku di Maros. Disanalah aku menimbah ilmu selama tujuh tahun dimulai
dari tahun 2003 sampai 2010. Tempat aku menuntut ilmu yang menjadikan diriku hingga
seperti sekarang ini,…
Masih teringat ketika
pertama kali menginjakan kaki di Pesantren. Hari-hari pertama menjalani kehidupan
disana terasa sangat tertekan, harus shalat berjamaah, mengaji, sekolah diniyah,
dzikiran, begitu banyak kegiatan yang tidak terbiasa bagiku, namun itu tak berlangsung
lama karena suasana kebersamaan diantara para Santri membuat aku merasa nyaman dan
semua itu merupakan kebaikan untuk diriku sendiri.
Aku sadari, disanalah
aku mengenal arti hidup, disanalah aku menemukan jati diriku, disanalah aku dibesarkan,
disanalah kemampuanku diasah, dibina, dan dididik. Jasa-jasa itu tak akan aku lupakan.
Bila terus aku ingat, kadang aku tertawa sendiri dengan tingkah dan tindakanku
yang konyol, kadang aku bersedih karena sesuatu hal yang tak bisa kuceritakan disini
dan kadang aku merasa bangga dengan apa yang aku raih selama di pesantren.
Banyak kenangan
yang tidak akan kulupakan semenjak aku mondok di Ponpes Salafiyah. Mulai dari pintu
masuk, lapangan, kantin, kelas, asrama, mushallah, kolam mandi, rumah Nangguru,
bahkan setiap sudutnya memilki banyak cerita. Banyak cerita yang membubuhi memori
ingatanku. Banyak perbedaan, karakter, dan itu semua memberi banyak warna selama
masa mondok di pesantren.
Dari berbagai penjuru
santri yang mondok menyatu tanpa membedakan suku dan ras, makan bareng, tidur bareng,
mandi pun bareng juga. Aku kadang merindukan suasana itu, candatawa, shalawat yang
dinyanyikan bersama, kebersamaan, kekompakan, persahabatan, masa bandel dengan berkelahi,
gaya ngajar ustadz dengan berbagai macam gaya. Dari keras hingga lembut. ustadz-ustadz
kami yang killer, yang baik, dan semua yang berkaitan dengan masa-masa di
Pesantren.
Di sini aku kini berhenti
sejenak mengingat kembali masa di Pesantren. Tak semuanya bisa kuingat, tapi setidaknya
aku tahu bahwa pilihan untuk nyantri di Ponpes Salafiyah adalah pilihan yang
tepat. Aku pun kembali mengucapkan syukur bahwa aku bangga pernah menjadi santri
di Ponpes Salafiyah. Aku beruntung bisa bertemu dengan teman-teman semua disana.
Kalian sudah mengajari aku tentang nilai-nilai kehidupan dan mewarnai sebuah tahapan
penting dalam kehidupanku.
Aku hanya bisa berdoa
untukmu, semoga Allah senantiasa memberikan yang terbaik untuk pesantren Salafiyah,
semoga ustadz atau guru-guruku selalu dalam keadaan sehat dan diberikan kesabaran
dalam mendidik santri-santrinya, dan juga para santri-santrinya semoga selalu bersemangat
dalam menimbah ilmu sehingga kelak akan mengharumkan nama Salafiyah.
Kini saatnya aku mulai
menentukan langkahku sendiri, hendak di bawa kemana hidupku nantinya. Mudah-mudahan
ilmu yang saya peroleh dari pesantren, itu menjadi barokah dan bisa saya aktualisasikan
ketika hidup bermasyarakat nanti.
Terimakasih kuucapkan
padamu pesantrenku, engkau sangat berjasa padaku. Terima kasih kuucapkan pada semua
guru-guruku yang tulus dan ihklas mengajariku, ilmu yang berguna selalu dilimpahkan
untuk bekalku nanti, setiap hariku dibimbingnya agar supaya tumbuhlah bakatku nanti,
jasa-jasamu akan kuingat selalu. Terima kasih kuucapkan pada semua teman-temanku,
kakak-kakakku, adik-adikku, semuanya, yang selalu berbagi kasih sayang ditengah
sepinya perhatian yang diberikan keluarga. Terima kasih kuucapkan semoga Allah membalas
kebaikan kalian semua.
Spesial untuk
kalian teman seangkatanku: Najamuddin yang sekarang di Surabaya, Alauddin juga
yang sekarang di Surabaya, Firdaus di Jepara jawa barat, Tholib di sidogiri Jawa
timur, Yusup di pare-pare, Asran di kendari, Takbir d Selayar, Yusran dan Irfan
di Makassar, Saifuddin di Kalimantan, Sudirman, Hamdan, dan Muammar di Polman, dan
Rusman yang masih mengabdikan dirinya di Salafiyah.
Aku hanya bisa berdoa
untuk kalian semua, semoga kalian diberi nikmat sehat, dimanapun kalian berada.
Semoga kalian sukses menjalani kehidupan kalian dengan segenap pilihan yang
telah kalian buat bagi diri kalian pribadi. Selamat berjuang teman. Sukses selalu
untuk kalian semua.
Oh iyya,… Aku masih
menyimpan satu mimpi tentang kalian. Aku ingin suatu hari nanti kita bersama-sama
kembali ke Salafiyah. Sejenak kembali menguak suasana menakjubkan masa mondok. Kembali
merasakan tidur di asrama walau hanya semalam. Shalat berjamaah di mushallah. Berangkat
bersama untuk mengikuti pengajian Nanguru di Bonde ataupun di Pappang. Makan kandado
bersama di tempat masak-masak. Bermain bola maupun tenis meja di lapangan yang
dulu setiap sore kita bermain. Sharing tentang berbagai hal yang telah kita
jalani semenjak meninggalkan Salafiyah. Aku tahu sulit untuk mewujudkannya dan membawa
kalian semua kembali, tetapi biarlah mimpi ini tetap aku pelihara karena aku percaya
suatu hari nanti kita bisa melakukannya.
Foto sewaktu masih santri baru di Pondok Pesantren Salafiyah Parappe (2003).
Foto ini diambil pada saat perayaan maulid Nabi Muhammad saw di Pesantren Salafiyah pada (2008).
Menyempatkan foto setelah mengikuti ujian nasional (2009).
Mengisi liburan pesantren dengan menyempatkan diri berkunjung di tempat wisata yang tidak jauh dari Pesantren (2010).
Foto bersama dengan teman terbaik di masa-masa akhir sebelum meninggalkan Pesantren (2010).
Foto sewaktu masih santri baru di Pondok Pesantren Salafiyah Parappe (2003).
Foto ini diambil pada saat perayaan maulid Nabi Muhammad saw di Pesantren Salafiyah pada (2008).
Menyempatkan foto setelah mengikuti ujian nasional (2009).
Mengisi liburan pesantren dengan menyempatkan diri berkunjung di tempat wisata yang tidak jauh dari Pesantren (2010).
Foto bersama dengan teman terbaik di masa-masa akhir sebelum meninggalkan Pesantren (2010).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar