Menjadi mahasiswa tafsir Hadis tidak pernah aku bayangan
sebelumnya, karena sebenarnaya aku mendambakan jurusan yang lain. Kuberlabuh dijurusan
Tafsir Hadis setelah aku tidak lulus dijurusan dambaanku itu. Hehee
Jika dikatakan Tafsir Hadis adalah pelarian,
mungkin itu juga benar. Karena “Tafsir Hadis” adalah pilihan terakhirku dan ternyata
memang kebanyakan teman-temanku juga mengalami seperti itu.
Banyak pertanyaan yang terlintas dibenakku setela aku
masuk dijurusan ini. Mau
jadi apa aku setelah lulus dijurusan ini.?
Apakah ada yang mau menerima ketika aku
melamar kerja.? Bagaimana dengan masa depanku nantinya.? Sejuta pertanyaan yang tidak jelas jawabannya.
Masih segar diingatan aku ketika salah satu dosen aku
berkata “Andakan ini semua mahasiswa
(i) Tafsir Hadis yang dimana hampir setiap hari anda bergelut dengan al-Quran
dan al-Hadits, maka dari itu setiap langkah dan gerak-gerik anda harusnya sesuai
dengan al-Quran dan al-Hadits”.
Pernyataan beliau tersebut mengingatkan aku bahwa sungguh besar tanggung jawab yang
harusa kupikul ketika menjadi mahasiswa Tafsir Hadis.
Kini, sudah dua tahun aku habiskan waktu di “Tafsir
Hadis”.Berbagai episode aku lalui bersama teman-teman di TH. Dan empat semester
sudah aku jalani dengan menyandang gelar mahasiswa jurusan “Tafsir Hadis”. Gelar
yang cukup berat bagiku karena setiap kali aku mengenalkan diri dan menyebut bahwa
aku adalah mahasiswa jurusan Tafsir Hadis, akan selalu ada binar kekaguman dari
wajah orang-orang di hadapanku.
“Wah,
mantap..”, “Keren…”, atau “Banyak
hafal hadis donk..??”… adalah sebagian
kecil ekspresi kekaguman yang terlontar dari bibir mereka.
Entah apa yang membuat kekaguman itu terasa berlebihan
buatku. Tapi yang pasti, mereka telah membuat aku bangga menjadi bagian dari
jurusan Tafsir Hadis. Bangga bukan berarti karna aku adalah bukti nyata kekaguman
mereka. Tapi karna mereka telah membuatku sadar bahwa memang ada orang-orang yang
luar biasa di jurusan ini. Aku ingin dan akan terus bersama teman-teman di TH
hingga waktuku berakhir di kampus ini. Belajar bersama mereka dan dari mereka.
Lalu, apakah hal itu membuktikan bahwa jurusan Tafsir
Hadis memang pilihan yang tepat bagiaku. Untuk yang terakhir kalinya, entahlah…
Aku tak tahu apakah Tafsir Hadis adalah pilihan yang tepat karena bagi aku sekarang
tak penting apapun jawabannya itu.
Yang paling penting sekarang, aku menikmati keberadaan
aku disini. Aku bangga diberi kesempatan untuk mengenal lebih dekat sumber ajaran
agama Islam dan semakin menyadari bahwa Islam adalah agama yang sempurna. Aku bahagia
karena aku berada dilingkungan yang baik. Aku bersyukur karena aku dipertemukan
dengan teman-teman yang pintar, yang cerdas, yang baik hati, yang shaleh/shaleh
pokoknya semuanya deh, hehee…. ^_^
(Bersama teman sekelas, Tafsir Hadits Reguler, UIN Alauddin Makassar angkatan 2010)
Terima kasih ya rabb… engkau telah menempatkanku dijurusan ini, aku yakin sengaja engakau menempatkan aku dijurusan ini karena disinilah nantinya aku akan berhasil, disinilah nantinya aku akan berproses untuk menemukan jati diriku. Aku yakin pemberianmu adalah yang terbaik buatku. Tidak akan kusia-siakan penberianmu ini yarabb….
Amiin…
Alhamdulillah... jikalau jurusan ini tak mampu mengantarkan
aku menuju bahagia dunia, semoga ilmu yang aku dapat di jurusan ini memudahkan aku
menuju kebahagiaan akhirat yang abadi... Amiin...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar