Minggu, 05 Maret 2017

Contoh Essay LPDP “Sukses Terbesar Dalam Hidupku”







“Sukses Terbesar Dalam Hidupku”

Man Jadda Wa Jada “siapa yang bersungguh-sungguh, maka pasti ia akan berhasil”. Kalimat tersebut adalah sebuah pepatah Arab yang sering di sampaikan oleh guruku pada saat saya masih nyantri di pesantren. Bermula dari itu, kalimat inspirasi tersebut selalu saya jadikan sebagai mantra sakti untuk mendorong rasa semangat dan optimis saya dalam menjalani hidup dengan penuh harapan akan masa depan. Bagi saya, Man Jadda Wa Jada bukan hanya sekedar kata-kata motivasi, akan tetapi juga sebagai filosofi hidup untuk tidak menyerah terhadap kondisi apapun yang dihadapi demi meraih kesuksesan di masa depan.
 
Semua orang menginginkan yang namanya sukses, kalau kita ditanya, hal apakah yang paling diinginkan di dunia ini, jawabanya yaitu pasti sukses karena tidak ada orang yang ingin gagal dalam hidupannya. Setiap orang memiliki persepsi masing-masing dalam memaknai sebuah kesuksesan. Pada umumnya, sukses selalu diidentikkan sama dengan keberhasilan, capaian, perolehan atau mendapatkan kebahagiaan baik itu karena kekayaan, penghargaan, status ataupun jabatan, dan umunya bersifat materi. Menurut saya, sukses adalah ketika kita menjadi pribadi yang menginspirasi dan bermanfaat bagi orang lain dengan lingkungan sekitar, bukan hanya sekedar capaian keberhasilan, akan tetapi juga sukses yang dapat membawa kebahagiaan dan pengaruh baik bagi lingkungan sekitar kita. Tanpa bisa memberikan manfaat kepada orang lain, kesuksesan itu kurang memiliki makna.

Selepas tamat dari bangku sekolah dasar, Ayah memutuskan untuk membawa saya ke sebuah Pondok Pesantren di Sulawesi Barat. Lokasi yang cukup jauh dari halaman tempat tinggalku. Di mana ketika banyak dari temanku melanjutkan studi ke sekolah-sekolah negeri yang begengsi, sementara saya harus berpisah dengan mereka dan lebih memilih dunia baru dengan teman-teman baru yang asing bagiku. Sejak itu usia saya baru menginjak 13 tahun. Dan, kali pertama dalam hidup ini ditinggal ibu di tempat yang serasa asing. Seakan-akan rasanya saya tengah di buang oleh orang tua saya. Saya merasa belum siap hidup tanpa ibu. 

Saya masih ingat betul ketika pertama kali menginjakkan kaki di pesantren. Hari-hari pertama menjalani kehidupan disana terasa sangat berat dan merasa tertekan karena kehidupan kita diatur selama 24 jam perhari selama seminggu. Harus shalat berjamah, mengaji, bangun di jam 03:30 pagi dan begitu banyak kegiatan yang tidak terbiasa bagiku. Pesantren seakan menjadi penjara suci bagiku. di mana kita hidup serba terikat, dengan berbagai aturan, kegiatan padat dengan sanksi yang berat, hidup serba terbatas, makan pun hanya sekedarnya saja.

  Sukses terbesar dalam hidupku adalah survive, yaitu dapat hidup mandiri dengan kondisi jauh dari orang tua. Tidak semua santri bisa betah tinggal mondok di Pesantren karena pada dasarnya kehidupan di Pondok Pesantren jauh lebih berat dibandingkan dengan kehidupan di sekolah umum. Sejak awal, para santri dididik mandiri, sehingga kita dituntut memiliki keterampilan hidup bermacam-macam. Tantangannya mulai dari proses latihan kemandirian, disiplin diri yang kuat, hingga adaptasi terhadap lingkungan yang baru dengan teman yang beragam. Tidak kerasan/betah juga muncul karena aturan pondok yang ketat jika dibandingkan dengan kehidupan mereka sebelumnya yang serba-bebas, termasuk keterbatasan fasilitas, sarana dan prasaran. Namun, dengan penuh sabar dan belajar sungguh-sungguh akhirnya saya bisa melalui ini semuanya. Ini saya lakukan demi untuk menyiapkan masa depan yang gemilang. Karena masa depan bangsa ini, sangat tergantung dari bagaimana para generasi mudanya menyiapkan diri.


Sebagai seorang yang tumbuh dan dibesarkan di lingkungan pesantren, sejak kecil saya banyak belajar terhadap nilai-nilai pesantren. Menurut saya nilai-nilai pesantren yang banyak memperngaruhi saya adalah semangat pengabdian pada masyarakat. Dan itu ditambahkan pada nilai lain yang memang menjadi karakter pesantren yaitu keikhlasan. Semangat pengabdian melayani umat inilah yang mendorong saya untuk mengabdikan diri pada kegiatan-kegiatan sosial dan dunia volunteer. Dengan menjalani kehidupan seperti ini saya menganggap jalan hidup saya lebih bermanfaat. Kedepanya besar harapan saya beasiswa LPDP ini menjadi sarana saya untuk meraih kesuksesan selanjutnya dalam kehidupan saya serta memungkin saya memberikan kontribusi yang lebih untuk bangsa dan negara Indonesia di masa depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar